JAKARTA, KOMPAS.com — Indra Sjafri telah menunjukkan kepiawaiannya bersama tim pelatih timnas U-19 dengan mempersembahkan Piala AFF yang ditunggu-tunggu sejak 12 tahun dan masuk ke putaran final Piala Asia U-19.
Tidak usah bertanya apa yang terjadi andai pelatih timnas U-19 bukan Indra Sjafri. Namun, yang pasti saat proses seleksi sempat terjadi tarik ulur apakah PSSI akan memilih Indra Sjafri sebagai pelatih atau tidak.
Itu terjadi dua tahun yang lalu. Menurut cerita mantan anggota Komite Eksekutif atau Exco PSSI Bob Hippy, pada pertengahan tahun 2011 dilakukan pemilihan pelatih timnas U-16.
Semula, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin (63) tidak melihat Indra Sjafri dan cenderung ke calon lainnya. Namun, Bob Hippy dan beberapa exco lainnya mengaku bersikukuh agar Indra yang dipilih. Johan pun setuju dan menantang untuk membuktikan keputusan itu.
"Saya dan beberapa exco keukeuh. Kami tetap menunjuk Indra karena dia pegang lisensi A AFC khusus pembinaan usia muda," ungkap Bob, mantan Koordinator Timnas Indonesia itu beberapa waktu lalu.
Bob Hippy mengatakan, pemilihan Indra Sjafri sudah melewati beragam pertimbangan. Ia sempat meminta saran dari mantan pelatih timnas Danurwindo dan tokoh sepak bola nasional Emral Abus. Keduanya menunjuk Indra sebagai yang terbaik di kelompok pelatih usia muda.
Bob tetap memercayakan tugas membangun tim kepada Indra Sjafri. Artinya, timnas yang kini berjuang di kualifikasi Piala Asia U-19 sudah dipersiapkan sejak dua tahun lalu.
Turnamen pertama Indra adalah kualifikasi Piala Asia U-16 2012. Indonesia tergabung di grup G bersama Australia, Thailand, Hongkong, Myanmar, dan Guam.
Kualifikasi grup G berlangsung 12 hingga 22 September 2011 di Thailand. Indonesia hanya sampai di peringkat tiga meski sukses menghajar Guam 17-0.
Sudah banyak bongkar pasang seiring blusukan Indra mencari pemain. Dari skuad yang sekarang, hanya tersisa gelandang pengumpan jitu, Muhammad Hargianto dan penyerang, Dimas Drajad.
Di bawah Indra, Indonesia berhasil meraih gelar turnamen internasional Hongkong U-17 2012 dan U-18 2013, serta Piala AFF U-19 2013.
"Waktu itu saya dapat tantangan dari Djohar dan pencapaian saat ini merupakan jawaban. Pemilihan pelatih pun tidak boleh asal-asalan," tegas Bob.
Ia mengatakan, layaknya bangunan, PSSI mesti memasang tiang kuat. Kokohnya fondasi menentukan lama tidaknya bangunan bertahan. Jika asal-asalan, hanya menunjuk pelatih berdasarkan kedekatan atau menitipkan pemain karena ada imbalan, percayalah cara itu tidak akan pernah manis berbuah. (Eko Priyono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.