"Boateng memiliki perjanjian dengan Berlusconi, ia boleh pergi kalau bisa membawa Milan lolos kualifikasi Liga Champions," kata Peters kepada Sport Plus.
Dengan kesuksesan Rossoneri mengatasi PSV di play-off Liga Champions, Milan tak punya alasan menahan mantan pemain Portsmouth tersebut untuk merapat ke Schalke.
Selama berkarier di Milan, Boateng memang pernah menjadi sasaran tindakan rasial penonton. Dalam sebuah pertandingan uji coba melawan Pro Patria pada Januari lalu, ia bahkan sampai meninggalkan lapangan karena tak tahan dengan cemoohan pendukung lawan. Sementara itu, pada bulan April ia juga diteriaki suporter Juventus.
Karena pengalamannya itu, Boateng pernah menyerukan kesadaran terhadap rasialisme. Hal itu ia ungkapkan saat mendapat undangan dari PBB pada Maret lalu di Geneva.
"Salah kalau kita menganggap bisa mengalahkan rasialisme hanya dengan diam. Rasialisme tak ubahnya penyakit yang tak ada obatnya. Kita semua harus berjuang mengalahkannya," kata Boateng kala itu.
Nilai Boateng mencapai 12 juta euro (sekitar Rp 178 miliar) dengan durasi kontrak selama tiga tahun dan opsi perpanjangan selama setahun. Kebetulan ia sudah tak asing dengan Bundesliga.
Dia mengawali kariernya di Hertha Berlin pada 2005. Dua tahun bersama Hertha Berlin, Boateng bergabung dengan Tottenham Hotspur dengan nilai transfer 7,9 juta euro.
Boateng yang sempat dipinjamkan ke Borussia Dortmund memilih hijrah ke Portsmouth. Setahun bersama Portsmouth, Boateng hijrah ke AC Milan pada 2010.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.