KOMPAS.com - Timnas Iran U17 terpaksa melewatkan satu kali latihan menjelang pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U17 2023 Indonesia karena ekspedisi yang bermasalah.
Hal itu terjadi pada sesi latihan pertama di Lapangan Thor Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (19/11/2023) malam yang tidak jadi dilakukan.
Iran sebelumnya tergabung di Grup C yang bermain di Jakarta International Stadium (JIS). Kemudian mereka berangkat ke Surabaya untuk menjalani pertandingan 16 besar melawan Maroko di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Selasa (21/11/2023) malam nanti.
Tim kemudian diberangkatkan menggunakan pesawat terbang. Namun barang-barangnya, termasuk keperluan latihan dihantarkan melalui jalur darat.
Pemain tiba di Surabaya dan siap berlatih pada Minggu malam. Tapi masalah barang-barang mereka terlambat datang.
Baca juga: Cara Lawan Calo Tiket Piala Dunia U17 2023
Awalnya latihan diputuskan mundur sampai satu jam dari jadwal.
Lantaran jasa ekspedisi yang mengangkut barang tidak kunjung tiba maka akhirnya tim memutuskan membatalkan sesi latihan perdana.
“Terjadi sesuatu yang sedikit konyol, soal pengiriman peralatan latihan kami dengan menggunakan truk (jalur darat). Mereka tidak datang tepat waktu, tiba di sini pukul 22.30 malam,” kata pelatih Iran, Hossen Abdi menceritakan pengalaman kurang menyenangkan tersebut.
“Ada sedikit kesalahan dalam pengaturan pengantaran. Mereka mengatakan ke kolega saya bahwa peralatan itu seharusnya tiba di Surabaya pukul 16.35, tapi molor sampai 22.30,” imbuhnya.
Namun ia tetap mengambil hikmah dari kejadian ini.
Ia mengatakan pemain jadi mempunyai waktu tambahan untuk istirahat setelah perjalan jauh dari Jakarta ke Surabaya.
“Tapi itu bagus, karena kami sangat lelah setelah melakukan perjalanan panjang. Bangun pukul 6 pagi dan tiba di sini (lapangan latihan) sekitar pukul 6 sore,“ ujarnya.
Kabarnya setelah batal latihan di Lapangan Thor, Kasra Taheri dkk tetap menjalani porsi latihan ringan di sekitar hotel.
Hossen Abdi mengungkapkan apa yang terjadi adalah bagian dari dinamika sepak bola. Ia dan tim harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi yang tidak terduga.
Termasuk adaptasi dengan kondisi Kota Surabaya yang cukup jauh berbeda dengan saat di Jakarta.
“Kondisi kadang baik kadang buruk. Kami harus bekerja keras lagi untuk latihan, karena jarak lapangan ini dari hotel sekitar 25 menit menggunakan bus, itu sedikit menyulitkan kami,” tuturnya.
Namun ia mengakui insiden keterlambatan ekspedisi barang-barang tim ini bakal menjadi cerita tersendiri.
“Yang paling konyol ya peralatan kami tiba di Surabaya pukul 22.30 karena salah pengaturan,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.