KOMPAS.com - Pendiri Football Institute, Budi Setiawan, mengungkapkan hasil riset data dan tren penugasan wasit Liga 1 dan 2 pada rentang 2020-2022 serta kaitannya dengan hasil seleksi wasit untuk musim 2023-2024.
Ada beberapa alasan yang membuat Football Institute merilis hasil riset data tersebut. Salah satunya adalah banyak wasit yang tidak layak memimpin laga kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
Sementara itu, 58 persen wasit dengan penugasan tertinggi di Liga 1 2022 tidak lolos seleksi untuk kembali memimpin pertandingan musim ini.
Sebanyak 49 persen tidak lolos seleksi wasit Liga 1 dan 18 persen wasit Liga 1 terdegradasi ke Liga 2.
Baca juga: Daftar 18 Wasit untuk Pertandingan Liga 1 2023-2024
"Artinya musim kompetisi 2022 dipimpin oleh wasit yang tidak kompeten dengan fakta angka-angka di atas. Hanya 13 persen wasit lolos seleksi Liga 2, 37 persen degradasi ke liga 3 dan 50 persen tidak lolos," ucap Budi dalam rilis yang diterima Kompas.com.
"Kemudian Liga 2 selama ini dipimpin oleh wasit yang tidak memenuhi kualifikasi sesuai angka-angka di atas," kata Budi melanjutkan.
Budi mengatakan bahwa tujuan hasil riset ini dirilis karena ingin melihat kualitas kepemimpinan wasit dalam tiga musim kompetisi.
Penelusuran dilakukan melalui metodologi riset dengan sampling yang akurat dari total 719 pertandingan Liga 1, mulai dari kompetisi musim 2020 hingga 2022-2023, serta pelaksanaan turnamen Piala Menpora dan Piala Presiden.
"Metodologi riset dengan sampling yang betul-betul akurat dari total 719 pertandingan Liga 1, mulai dari kompetisi musim 2020 hingga 2022, serta pelaksanaan turnamen Piala Menpora, Piala Presiden yang kami uji, bagaimana tren penugasan wasit di Indonesia, sehingga salah satunya data ini menyajikan siapa yang paling sering dan yang jarang bertugas," ucap Budi.
Baca juga: Kisah Agus Fauzan, Prajurit TNI AU yang Lolos Seleksi Wasit Liga 1 2023-2024
Dalam data tersebut, tercatat 14 wasit yang dalam tiga tahun terakhir memiliki pertandingan secara dominan. Tiga wasit teratas antara lain Thoriq M. Alkatiri dengan 34 kali memimpin pertandingan, yakni 19 kali di Liga 1 musim 2020-2022 dan 15 kali di musim 2022-2023.
Kemudian Agus Fauzan Arifin dengan 32 kali menjadi pengadil lapangan. Rinciannya adalah 20 kali di Liga 1 musim 2020-2022 dan 12 kali di musim 2022-2023. Ada juga Steven Yubel Poli yang 31 kali memimpin laga, yakni 16 kali di Liga 1 musim 2020-2022 dan 15 kali pada musim 2022-2023.
Melihat data tersebut, Budi menilai terjadi kesenjangan. Dari total 52 wasit yang memimpin pertandingan, ada satu wasit yang bertugas sebanyak 34 kali dan ada tiga wasit yang memimpin laga hanya sekali dalam tiga tahun terakhir, seperti Agus Walyono, Ikhsan Prasetya Jati, dan Zetman Pangaribuan.
"Data ini menunjukkan distribusi pertandingan yang tidak merata terhadap wasit Liga 1, di samping adanya wasit-wasit yang promosi di tengah jalan pada musim 2020-2022, di mana mereka pada satu musim memimpin pertandingan hanya satu hingga tiga kali, sehingga menurut kami ini tidak lazim," ucapnya.
Baca juga: Fakta Seputar Pembenahan Kualitas Wasit
Data itu juga menunjukkan ada beberapa klub yang dipimpin oleh wasit yang sama, seperti laga Arema FC yang dipimpin oleh wasit Ginanjar Rahman Latief sebanyak delapan kali, Agus Fauzan Arifin enam kali dalam pertandingan Liga 1 dan Piala Menpora musim kompetisi 2020-2023.
"Dari data ini terlihat ada wasit yang kerap memimpin laga tim tertentu, seperti Thoriq M. Alkatiri. Dalam tiga tahun terakhir menjadi wasit tengah sebanyak 34 kali, Thoriq dominan memimpin di lima klub. Angka statistiknya, 60 persen selama tiga tahun menjadi wasit dalam laga lima tim tersebut, seperti Borneo FC Samarinda (11 kali), Persebaya Surabaya (9), Bali United FC (7), PSM Makassar (7), dan Persija Jakarta (6)," kata dia.