Periode yang begitu menyiksa bagi sosok yang juga bisa bermain sebagai bek kiri atau penyerang sayap ini.
“Enam atau 12 bulan tanpa melakukan apa-apa sangatlah berat bagi saya karena sepak bola terus berlanjut dan semua orang melupakan Anda,” ujar pemuda yang pindah ke Jerman sejak usia 10 tahun itu.
“Tak ada yang peduli jika Anda sakit. Ketika Anda tidak bermain, tidak ada yang bisa melihat bakat Anda lagi,” tutur figur yang mengidolakan Sadio Mane tersebut.
Pengalaman Sanyang yang pernah sangat dekat dengan kematian membuatnya kini sangat menghargai tiap detik napas kehidupan.
Sensasi Gambia di Piala Dunia U20 2023 menjadi bukti kekuatan tekad Mamin Sanyang untuk senantiasa merayakan kehidupan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.