Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Weshley Hutagalung
Konsultan konten dan media

Mantan Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA dan BolaSport, menjadi jurnalis sejak 1996. GM Content Kaskusnetworks (2019-2021), kini aktif menjadi pembicara serta konsultan konten dan media.

Kapan Kota Manchester Membiru?

Kompas.com - 21/04/2023, 14:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"SELAMA Manchester City tak bisa meraih gelar juara Liga Champions, selama itu pula mereka tak bisa sejajar dengan sang tetangga, Manchester United. Tidak peduli berapa banyak gelar juara Premier League yang mereka dapatkan."

Pernyataaan itu sering saya sampaikan saat menyikapi gelontoran uang dari pemilik Manchester City untuk membeli banyak pemain hebat sebagai amunisi untuk sang pelatih, Pep Guardiola. Tujuannya pasti, membangun Manchester City sebagai tim elite sepak bola tak hanya di Inggris, juga di Eropa.

Acuan paling jelas tentu saja gelar juara Liga Champions. Pada musim 2020-2021, ambisi besar itu nyaris kesampaian. Namun, gol Kai Haverts membawa Chelsea memupus impian Manchester City di final pertama UEFA Champions League (UCL) mereka.

Baca juga: Manchester City Lolos Semifinal Liga Champions, Guardiola Ukir Sejarah

Kapan lagi klub berjulukan The Cityzens itu masuk final Liga Champions? Komparasi keberhasilan Manchester City dengan Manchester United di panggung paling elite antar-klub Eropa itu memang membuat fans Setan Merah masih layak "pongah".

Manchester City baru sekali mencicipi atmosfir final UCL. Tetangga mereka, Manchester United telah lima mencapainya dengan pulang membawa trofi juara sebanyak tiga kali.

Tim Mewah

Mengacu pada sejumlah pemberitaan di Inggris, Pep Guardiola sudah menghabiskan lebih dari satu miliar euro untuk membangun tim sejak ia membeli Ilkay Gundogan dari Borussia Dortmund.

Untuk kategori domestik, Pep mempersembahkan 11 gelar juara kepada Manchester City, termasuk empat trofi Premier League. Namun, kalau mengukur pencapaian di Eropa, dua tiket semifinal Liga Champions 2021-2022 dan 2022-2023, serta sekali final (2020-2021), jelas sulit membawa warna biru mendominasi Kota Manchester.

Ukurannya jelas. Pep Guardiola harus membawa Manchester City menjuarai Liga Champions. Peluang itu ada pada musim ini, walau tidak mudah mengadang gelombang "DNA" Liga Champions milik Real Madrid. Plus, di Real Madrid ada pelatih paling banyak mengangkat trofi UCL, Carlo Ancelotti, dengan empat gelar juara.

Baca juga: Pep Guardiola Terbaik, Tahu Cara Jaga Haaland Tetap Lapar

Kestabilan organisasi Manchester City patut menjadi modal memburu gelar juara Eropa. Guardiola sudah memasuki tahun ke-7 sejak bergabung Juli 2016. Mengintip situasi di tim tetangga, Manchester United telah menggunakan jasa delapan pelatih sejak Sir Alex Ferguson meninggalkan posisinya. Pep menghadapi lima di antaranya.

Musim ini, tim asuhan Pep Guardiola memiliki total market value mencapai 1 miliar euro atau sekitar 16,3 triliun rupiah. Nilai itu berada di atas Manchester United yang mendekati 796 juta euro (versi Transfermarkt).

Ekspresi pelatih Manchester City Pep Guardiola dalam laga bertajuk derbi Manchester kontra Manchester United di Stadion Etihad, 7 Maret 2021. Terkini, Pep Guardiola akan kembali mendampingi anak-anak asuhnya yang dijadwalkan bersua Man United pada pekan kesembilan Liga Inggris 2022-2023, Minggu (2/10/2022) malam WIB.AFP/POOL Ekspresi pelatih Manchester City Pep Guardiola dalam laga bertajuk derbi Manchester kontra Manchester United di Stadion Etihad, 7 Maret 2021. Terkini, Pep Guardiola akan kembali mendampingi anak-anak asuhnya yang dijadwalkan bersua Man United pada pekan kesembilan Liga Inggris 2022-2023, Minggu (2/10/2022) malam WIB.
Manajer Brilian

Kehadiran Erling Haaland dengan membawa perubahan gaya permainan di lini depan membuat Manchester City punya sesuatu yang berbeda guna mewujudkan impian di Eropa. Sekaligus menjawab tantangan dari Setan Merah untuk menggapai singgasana Eropa.

Dengan pertahanan yang semakin baik, kejadian musim-musim sebelumnya ketika gawang Manchester City kebobolan lebih banyak setelah mereka sempat unggul tak terjadi lagi di Liga Champions kali ini.

Agresivitas Manchester City memang menggila bersama Erling Haaland. Penyerang asal Norwegia ini menjadi mimpi buruk lawan-lawan The Cityzens. Siapa yang tak waswas menghadapi striker pencetak 16 gol dari 21 tembakan?

Baca juga: Satu Syarat Man City Juara Liga Champions: Kalahkan Real Madrid

Tentu semua itu tak lepas dari tuntutan Pep Guardiola kepada Kevin De Bruyne (KDB) yang membuat level permainan gelandang asal Belgia ini juga ikut "menggila" meski tak stabil. Sulit menjauhkan De Bruyne dari penghargaan Pemain Terbaik Premier League musim ini, walau Martin Odegaard dari Arsenal juga pantas menjadi kandidat. Erling Haaland pun masuk opsi penghargaan ini.

Bila Kevin De Bruyne, Erling Haaland, hingga Jack Grealish tidak berada dalam tim Pep Guardiola, apakah mereka akan mencapai level permainan seperti saat ini? Benar bahwa Jack Grealish tidak langsung tokcer sejak bergabung bersama Manchester City dari Aston Villa. Namun pelan tapi pasti, Grealish memperlihatkan perannya yang penting di musim kedua bersama Guardiola.

Bukan hanya soal membawa Manchester City meraih 17 kemenangan dalam 20 kali Grealish bermain sebagai starter di Premier League, atau enam kemenangan saat ia turun sejak awal laga dalam sembilan pertandingan The Citizens di Liga Champions. Sisi kiri lapangan Manchester City, area bermain Jack Grealish, kini memberi kontribusi paling tinggi dalam mengalirkan serangan ke pertahahan lawan, 39 persen berbanding 34 persen di sebelah kanan.

Dalam beberapa kesempatan, saya mengatakan memilih tim di mana Pep Guardiola melatih bila ada pemain "calon bintang" yang ingin bersinar dan membuat sepak bola tak berhenti menebar daya tarik. Rekomendasi itu termasuk untuk Jude Bellingham yang menjadi incaraan banyak klub Eropa, seperti Liverpool dan Real Madrid.

Siap Sejajar

Sevilla, FC Copenhagen, Borussia Dortmund, RB Leipzig, hingga Bayern Munchen sudah dihadapi Manchester City musim ini untuk bisa sejajar dengan Manchester United di Eropa. Di depan, laga semifinal menjadi ujian terberat bagi pasukan Guardiola untuk membirukan Kota Manchester.

Masuk akal bila lawan-lawan Real Madrid jiper melihat catatan El Real yang mencapai 11 semifinal Liga Champions dari 13 musim terakhir. Belum lagi koleksi 14 gelar juara mereka. Tetapi, mungkinkah Manchester City kembali menyingkirkan Madrid seperti yang mereka lakukan di babak 16 besar pada musim 2019-2020?

Fans Setan Merah pasti berharap kejadian semifinal Liga Champions musim lalu yang berulang ketimbang musim 2019-2020. Musim lalu, Real Madrid menghentikan laju Manchester City di semifinal untuk kemudian menjadi juara setelah menekuk Liverpool 1-0.

Bila berhasil lolos dari adangan Real Madrid, fans Manchester City boleh siap-siap mengangkat dagu mereka, menatap mata pendukung Manchester United, dan dengan tegas berkata, "Sekarang, kita sejajar!"

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Klasemen Liga Italia: Juventus Pertama, Dibuntuti Duo Milan

Klasemen Liga Italia: Juventus Pertama, Dibuntuti Duo Milan

Liga Italia
Final Piala Dunia U17: Ulangan Final Euro U17, Jerman Siap Cetak Sejarah

Final Piala Dunia U17: Ulangan Final Euro U17, Jerman Siap Cetak Sejarah

Internasional
Hasil Monza Vs Juventus: Drama 2 Gol Injury Time, Bianconeri ke Puncak

Hasil Monza Vs Juventus: Drama 2 Gol Injury Time, Bianconeri ke Puncak

Liga Italia
Persib Bandung Vs PSM, Keuntungan Maung yang Bisa Jadi Bumerang

Persib Bandung Vs PSM, Keuntungan Maung yang Bisa Jadi Bumerang

Liga Indonesia
Mario Balotelli Ungkap Pelatih Terburuk Sepanjang Karier

Mario Balotelli Ungkap Pelatih Terburuk Sepanjang Karier

Liga Inggris
Tiga Evaluasi FIFA untuk Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U17

Tiga Evaluasi FIFA untuk Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U17

Liga Indonesia
Hasil Argentina Vs Mali 0-3, Les Aigles Peringkat 3 Piala Dunia U17 2023

Hasil Argentina Vs Mali 0-3, Les Aigles Peringkat 3 Piala Dunia U17 2023

Internasional
Selangkah Lagi Pecahkan Rekor, Ruberto Berpeluang Lewati Osimhen

Selangkah Lagi Pecahkan Rekor, Ruberto Berpeluang Lewati Osimhen

Internasional
Rindu Sepak Bola, Radja Nainggolan Tak Ragu Terima Bhayangkara FC

Rindu Sepak Bola, Radja Nainggolan Tak Ragu Terima Bhayangkara FC

Liga Indonesia
Final Piala Dunia U17 2023: Keberagaman yang Menyatukan Jerman dan Perancis

Final Piala Dunia U17 2023: Keberagaman yang Menyatukan Jerman dan Perancis

Sports
Argentina Vs Mali: Singa-singa Muda Afrika 'Goyang' Manahan, Penonton Bersorak

Argentina Vs Mali: Singa-singa Muda Afrika "Goyang" Manahan, Penonton Bersorak

Sports
Argentina Vs Mali: Dibuka 'Garuda di Dadaku' dan Kibaran Merah Putih

Argentina Vs Mali: Dibuka "Garuda di Dadaku" dan Kibaran Merah Putih

Sports
Hal yang Buat Kevin Ray Mendoza Spesial di Mata Pelatih Persib

Hal yang Buat Kevin Ray Mendoza Spesial di Mata Pelatih Persib

Liga Indonesia
Debut di Kejuaraan Dunia Teqball 2023, Indonesia Petik Pengalaman Berharga

Debut di Kejuaraan Dunia Teqball 2023, Indonesia Petik Pengalaman Berharga

Sports
Manfaat Piala Dunia U17 untuk Pengembangan Pemain Muda

Manfaat Piala Dunia U17 untuk Pengembangan Pemain Muda

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com