KOMPAS.com - Legenda AC Milan, Andriy Shevchenko, mengucapkan terima kasih kepada warga Italia dan negara-negara di Eropa yang telah mendukung Ukraina dalam setahun terakhir.
Hal tersebut disampaikan Andriy Shevchenko ketika ia diundang ke Firenze, Italia, oleh European Universtity Institute, La Nuova Europa, dan CR Firenze Foundation dalam rangka satu tahun peringatan invasi Rusia ke Ukraina.
Pada pertemuan tersebut, sang pemenang Ballon d'Or dan juara Liga Champions bersama Milan ini mendapatkan penghargaan "Kunci ke Eropa".
Shevchenko menerima penghargaan "Kunci ke Eropa" itu berkat komitmennya menyerukan perdamaian sejak pekan-pekan pertama invasi Rusia.
Baca juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Zelensky: 2023 Akan Jadi Tahun Kemenangan
Pria berusia 46 tahun tersebut dinilai berkomitmen besar untuk menyebarkan kesadaran soal invasi Rusia ke publik Eropa dan berusaha keras agar anak-anak Ukraina bisa terus berolahraga.
Perjuangan Shevchenko di bidang ini dikatakan sejalan dengan nilai-nilai perdamaian, solidaritas, dan partisipasi yang menjadi fondasi Uni Eropa.
"Saya ingin berterima kasih kepada Italia atas dukungan penting ke negara saya," ujar Shevchenko seperti dikutip dari milannews.
"Berkat kalian semua, kami tahu kalau Anda bersama dekat dengan kami."
"Jumlah-jumlahnya menakutkan. Saya pikir tujuh juta pengungsi Ukraina telah tiba di Eropa dan semua negara Eropa menyambut mereka."
Baca juga: AC Milan Bangun Kembali Stadion Masa Kecil Shevchenko yang Hancur
"Mereka semua membuka pintu dan menciptakan kesempatan bagi warga Ukraina untuk hidup setidaknya secara lebih tenang dalam setahun terakhir."
Shevchenko antara lain bergabung ke dalam demonstrasi menuntut perdamaian di Trafalgar Square, London, Inggris, pada hari-hari pertama invasi.
View this post on Instagram
Selain itu, ia juga tampil di televisi Inggris dalam sebuah wawancara emosional bersama Sky Sports pada awal Maret.
Pria yang memperkuat AC Milan pada 1999-2006 dan 2008-2009 ini menyampaikan dalam wawancara tersebut bagaimana perang memengaruhinya.
Ia juga mengatakan bahwa anggota keluarganya menolak pergi dari Kyiv demi mempertahankan ibu kota Ukraina yang tengah dikepung oleh pasukan Rusia tersebut.
"Saya fokus ke proyek-proyek berbeda, proyek olahraga, proyek kemanusiaan. Ini adalah garis depan saya. Di sini saya pikir bisa menjadi berguna bagi negara saya," tutur mantan manajer timnas Ukraina tersebut.
"Saya di sini untuk berbicara mengenai proyek-proyek ini dan memberikan pesan tambahan ke seluruh dunia untuk mendukung negara saya."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.