Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Doddy Salman
Dosen

Mengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta

Memanusiakan Suporter Sepak Bola

Kompas.com - 19/02/2023, 08:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Ketika Anda mulai mendukung klub sepak bola, Anda tidak mendukungnya karena trofi, atau pemain, atau sejarah, Anda mendukungnya karena Anda menemukan diri Anda di suatu tempat di sana; menemukan tempat di mana Anda berada." - Dennis Bergkamp

KALIMAT pemain Arsenal (1995-2006) ini begitu pas menggambarkan posisi suporter dengan klub kesayangannya. Relasi keduanya tidak bisa dipetakan algoritma, apalagi alasan dengan logika.

Tayangan langsung di layar kaca melalui televisi nasional dan saluran internet tidak menghentikan langkah meramaikan gelanggang. Menyaksikan langsung klub kesayangan tidaklah ada yang bisa menggantikan kenikmatannya.

Relasi suporter dan klubnya ini mungkin bisa menjelaskan peristiwa kericuhan di Stadion Jatidiri Semarang, Jumat (17/2/2023).

Pendukung PSIS Semarang memaksa masuk stadion Jatidiri Semarang pada laga PSIS Semarang Vs Persis Solo. Pertandingan derbi tersebut sebelumnya diputuskan dilangsungkan tanpa penonton oleh panitia.

Keputusan panitia ternyata tak bisa dipahami para suporter. Pendukung PSIS Semarang akhirnya memaksa masuk stadion ingin menyaksikan langsung klub kesayangannya berlaga.

Lemparan batu dan botol suporter dijawab semburan gas air mata pihak kepolisian. Pertandingan di dalam stadion empat dihentikan.

Kondisi ini tentunya membuat suasana sekitar stadion menjadi tidak nyaman. Keselamatan masyarakat khususnya suporter sepak bola menjadi rawan.

Erick Thohir dalam sambutannya sebagai Ketua Umum PSSI yang baru mengatakan, kemenangan yang dicita-citakan adalah ketika suporter sepak bola Indonesia bisa pulang ke rumah dengan selamat.

Itu artinya keselamatan suporter adalah nomor satu dalam setiap pertandingan sepak bola di Indonesia. Dengan mengutamakan keselamatan suporter artinya posisi suporter dimanusiakan.

Lalu bagaimana caranya memanusiakan suporter atau dengan kata lain mengutamakan keselamatan suporter dalam suatu pertandingan?

Belajar dari PSSI-nya Inggris, yaitu FA (Football Association), membuat pemahaman kepada masyarakat bahwa klub sepak bola dan fansnya adalah sebuah kesatuan.

FA memang tidak mengatur langsung penonton pertandingan sepak bola. Namun aturan FA menegaskan bahwa klub sepak bola bertanggungjawab memastikan pendukungnya tidak melakukan tindakan yang tidak pantas, baik sebelum pertandingan, saat pertandingan, dan sesudah pertandingan.

PSSI sebetulnya juga memiliki aturan yang hampir sama dengan FA. Pasal 70 ayat (2) Kode Disiplin PSSI menyatakan bahwa klub tuan rumah bertanggungjawab atas tingkah buruk penonton.

Pasal yang sama ayat (4) menyatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan bergantung kepada akibat yang ditimbulkan dari pelanggaran. Sanksi dapat berupa teguran, denda, pembatalan hasil pertandingan hingga kerja sosial.

Regulasi Liga 1 tahun 2018 lebih jelas lagi menegaskan bahwa Klub Peserta bertanggungjawab terhadap tingkah laku pemain, official, personel, penonton, baik saat sebagai klub tuan rumah (pertandingan kandang) maupun sebagai klub tamu (pertandingan tandang).

Pemahaman bahwa klub dan pendukungnya adalah satu kesatuan dapat kita tengok praktiknya dalam peristiwa bernama tragedi Heysel.

Peristiwa yang terjadi saat pertandingan Liga Champions 29 Mei 1985, di Stadion Heysel Brussels, Belgia.

Suporter Liverpool saling ejek dengan pendukung Juventus. Pendukung Liverpool merangsek ke wilayah pendukung Juventus. Tidak ada perlawanan.

Namun tembok pembatas tidak kuasa menahan beban fans Liverpool yang terus merangsek. Tembok pun roboh.

Sebanyak 39 penonton tewas (32 orang adalah suporter Juventus) dan 600 orang lainnya luka-luka.

Buntut peristiwa itu adalah seluruh klub sepak bola Inggris dilarang bermain di kompetisi Eropa selama 5 tahun. Khusus untuk Liverpool larangan bermain selama 6 tahun.

Keputusan UEFA (Federasi Sepak Bola Eropa) jelas merugikan klub-klub Inggris jutaan dollar AS. Mereka tidak bisa bermain di kompetisi Eropa gara-gara suporter sesama negara.

Bagaimana dengan Indonesia? Pernahkah tercatat klub sepak bola yang dihukum dilarang bermain gara-gara suporternya menciderai atau bahkan menewaskan suporter klub lainnya?

Sepertinya tugas pertama Erick Thohir mereformasi sepak bola Indonesia di antaranya adalah memanusiakan suporter sepak bola dengan mengampanyekan pemahaman bahwa klub dan suporternya adalah satu kesatuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

STY Ungkap Kendala Timnas U23 Jelang Laga Playoff Lawan Guinea

STY Ungkap Kendala Timnas U23 Jelang Laga Playoff Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Ten Hag Bela Casemiro setelah Man United Digilas Crystal Palace

Ten Hag Bela Casemiro setelah Man United Digilas Crystal Palace

Liga Inggris
Menpora Dito Bicara ke Dubes Jepang Minta Cerezo Osaka Izinkan Justin Hubner

Menpora Dito Bicara ke Dubes Jepang Minta Cerezo Osaka Izinkan Justin Hubner

Liga Indonesia
Jadwal Babak Playoff Indonesia Vs Guinea, Mulai 20.00 WIB

Jadwal Babak Playoff Indonesia Vs Guinea, Mulai 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Hasil Liga Inggris dan Klasemen: Crystal Palace 4-0 Man United, Man City Masih di Puncak

Hasil Liga Inggris dan Klasemen: Crystal Palace 4-0 Man United, Man City Masih di Puncak

Liga Inggris
Rahasia di Balik Kesuksesan Bayer Leverkusen

Rahasia di Balik Kesuksesan Bayer Leverkusen

Liga Lain
Tim Uber Cup Indonesia Membanggakan Setelah Dulu Disepelekan

Tim Uber Cup Indonesia Membanggakan Setelah Dulu Disepelekan

Badminton
Apriyani Bangga Raih Perak Uber Cup 2024, Pemain Muda, Proses Luar Biasa

Apriyani Bangga Raih Perak Uber Cup 2024, Pemain Muda, Proses Luar Biasa

Badminton
Fajar Alfian Minta Maaf Indonesia Tak Juara, Janji Raih Trofi Thomas Cup 2026

Fajar Alfian Minta Maaf Indonesia Tak Juara, Janji Raih Trofi Thomas Cup 2026

Badminton
Hasil Crystal Palace vs Man United 4-0: Setan Merah Menderita

Hasil Crystal Palace vs Man United 4-0: Setan Merah Menderita

Liga Inggris
Jadwal Siaran Langsung Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Tayang di TV Nasional

Jadwal Siaran Langsung Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Tayang di TV Nasional

Timnas Indonesia
Indonesia Runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, Tetap Juara bagi Ricky Soebagdja

Indonesia Runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, Tetap Juara bagi Ricky Soebagdja

Badminton
Indonesia Vs Guinea: Staf Thierry Henry Ada di Barisan Terdepan

Indonesia Vs Guinea: Staf Thierry Henry Ada di Barisan Terdepan

Timnas Indonesia
Bali United Nantikan Championship Series Liga 1 yang Adil bersama VAR

Bali United Nantikan Championship Series Liga 1 yang Adil bersama VAR

Liga Indonesia
Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia Tiba di Tanah Air, Disambut Kalungan Bunga

Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia Tiba di Tanah Air, Disambut Kalungan Bunga

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com