Saiss yang tak dalam kondisi 100 persen bugar disebut menjadi salah satu alasan kenapa Regragui mengubah sistemnya, dari biasanya empat bek ke pakem lima pemain bertahan saat melawan Perancis.
“Namun, citra yang tim berikan kepada publik lebih berharga daripada juara Piala Dunia,” tutur Regragui seperti dilansir dari media Perancis, So Foot.
“Kita tidak memenangkan turnamen semacam ini dengan keajaiban. Kami mesti bekerja keras untuk menjuarainya,” kata Regragui yang menyebut secara teknik dan mental timnya bisa bersaing.
Awalnya Regragui berharap dengan menempatkan skema lima bek, area pertahanan yang mesti dikover pemainnya akan lebih sedikit.
“Kami juga ingin memaksimalkan dua bek sayap berkelas kami. Kami ingin menciptakan masalah melalui dua orang ini (Achraf Hakimi dan Noussair Mazraoui) dengan memaksa Mbappe dan Dembele bertahan,” tutur Regragui soal alasan beralih ke sistem lima bek pada babak pertama.
Walau perubahan taktiknya tak berujung mulus, Regragui tak menyimpan penyesalan. Ia memilih menatap ke depan.
“Kami sekarang perlu konsistensi. Melaju ke 16 besar Piala Dunia harus menjadi sebuah hal normal bagi kami. Negara seperti Maroko tak perlu menunggu 20 tahun lagi untuk kembali tampil di Piala Dunia,” kata Regragui yang pernah bermain bareng Olivier Giroud di Grenoble.
“Saya harap perjalanan kami bisa menginspirasi anak-anak muda Afrika. Kami bermain mewakili seluruh benua.”
“Kami bisa mencapai level negara top seperti Brasil, Perancis, dan Portugal,” kata Regragui yang beberapa bulan lalu hanyalah pelatih tak dikenal yang mengikuti seminar daring arsitek Arsenal, Mike Arteta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.