KOMPAS.com - Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, telah menjadi perhatian dunia.
Ucapan duka pun datang dari berbagai pihak, salah satunya klub tempat Pratama Arhan berkarier, Tokyo Verdy.
Tokyo Verdy yang berkompetisi di kasta kedua Liga Jepang, J2 League, turut menyampaikan belasungkawa atas tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Melalui akun Twitter-nya, Tokyo Verdy mengunggah dua foto yang masing-masing memuat potret pemain timnas Indonesia Pratama Arhan dan keseluruhan tim.
Pada foto kedua tampak Pratama Arhan bersama rekan-rekannya di Tokyo Verdy memegang kertas bertuliskan, "Pray for Indonesia Soccer".
Baca juga: Timnas U17 Persembahkan Kemenangan 14-0 untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Selanjutnya, Arhan mewakili skuad Tokyo Verdy untuk menyampaikan ucapan duka kepada korban tragedi Stadion Kanjuruhan.
Arhan berharap agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan.
Adapun pernyataan ini disampaikan dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Jepang.
"Saya dan Tokyo Verdy sangat berduka atas tragedi yang terjadi di Malang, Indonesia," kata Arhan yang kemudian ditulis di akun Twitter klub.
"Dengan tulus Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga dan kerabat dari para korban," ujar Arhan.
Message from Arhan.
I and TOKYO VERDY are deeply saddened by the tragedy in Malang, Indonesia.
Our heartfelt condolences go out to the families and friends of the victims.#verdy pic.twitter.com/kWE0xj1Nxy
— ???????????10/8????2??? ?40? ????????????????17:00KO (@TokyoVerdySTAFF) October 3, 2022
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Kapolres Malang Dicopot, Liga 1 Berhenti, Santunan Rp 50 Juta untuk Korban
Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu (1/10/2022) malam.
Arema FC selaku tim tuan rumah takluk 2-3 dari Persebaya pada pertandingan tersebut.
Setelah laga berakhir, sejumlah oknum suporter Arema turun ke lapangan. Aremania, sebutan penggemar Arema FC, disebut hanya ingin berbicara dengan para pemain dan ofisial.
Namun, saat suporter yang berada di lapangan semakin banyak, polisi memukul mundur para fans dengan menembakkan gas air mata.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Renggut Ratusan Nyawa, Publik Bikin Petisi Setop Penggunaan Gas Air Mata
Gas air mata itu tak hanya dilepaskan di lapangan, tetapi juga ke arah tribune yang memicu kepanikan penonton.
Laporan terakhir Dinas Kesehatan Malang mencatat bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi Stadion Kanjuruhan mencapai 125 orang.
Sebagai tindak lanjut atas tragedi luar biasa ini, pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGPIPF).
TGPIPF yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD bertugas mengusut tragedi di Stadion Kanjuruhan. (Lukman Adhi Kurniawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.