Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Pujian, Sejauh Apa Stadion Gelora Bung Tomo Berubah untuk Piala Dunia U20?

Kompas.com - 21/09/2022, 16:00 WIB
Suci Rahayu,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

TPA Benowo ini sudah berdiri sejak 2001, jauh sebelum SGBT diresmikan pada 2010 silam. Selain itu, sejak 2015 juga berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang diklaim pertama dan terbesar di Indonesia.

Karenanya, masalah bau sampah ini tidak bisa diselesaikan dengan cara relokasi. Namun, dua tantangan besar tersebut tak mengendurkan semangat Pemkot Surabaya untuk menjadikan SGBT tuan rumah Piala Dunia U20. Bahkan, dua tantangan tersebut justru dihadapi dengan totalitas yang sangat luar biasa.

Untuk menyelesaikan masalah akses kedalam stadion, Pemkot Surabaya melakukan pelebaran jalan dengan menguruk tanah rawa. Jalur baru pun dibangun sehingga kini ada tiga jalan utama menuju ke SGBT.

Selain itu, untuk kenyamanan peserta, dibangun pula jalan tol baru yang memudahkan bus tim peserta keluar masuk ke stadion. Tak lupa skema lalu lalu lintas juga disesuaikan kembali supaya mencegah kemacetan.

“Info dari staf saya, tidak sampai satu jam keluar masuk lancar dengan jumlah 30.000 suporter. Tidak sampai macet. Itu bagian yang diharapkan FIFA untuk Piala Dunia U-20,” kata Yunus Nusi.

Sementara mengenai masalah bau sampah, Pemkot Surabaya sampai meminta bantuan ahli dari dinas terkait dan civitas akademik.

Semua langkah solutif untuk menetralisasi bau pun dilakukan, mulai dari cara alami dengan melakukan penanaman ribuan pohon di sekitar TPA Benowo.

Ada pula yang menggunakan teknologi penanggulangan sampah seperti methan capture, menyemprot sampah dengan bakteri mikroorganisme, dan memasang geomembran.

Hasilnya, bau sampah sudah tidak tercium lagi di dalam stadion. FIFA dan PSSI begitu kagum dengan perkembangan pesat dan sangat istimewa itu.

“Itulah pekerjaan wali kota yang berharap masyarakat Surabaya dan Jatim menyaksikan Piala Dunia di Jatim dan Surabaya tahun depan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com