MALANG, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan kali ini menghadirkan tantangan yang berbeda bagi para pemain Liga 1. Sebab dimulai saat Liga 1 2021-2022 telah selesai dan pemain mendapatkan libur penuh selama bulan Ramadhan.
Artinya para pemain kini tak lagi mendapatkan pengawasan dari klub untuk menjaga kondisi tubuh mereka selama menjalankan ibadah puasa.
Risikonya pemain mengalami penurunan kualitas kebugaran, baik karena perubahan pola makan sampai kelebihan berat badan.
Baca juga: Puasa Tak Jadi Kendala, Timnas U19 Indonesia Bersiap Hadapi Kimcheon FC
Dokter Arema FC, dr Nanang Tri Wahyudi, Sp.KO berbagi tips kepada pemain untuk melewati tantangan ini.
Pemain diharapkan bisa tetap nyaman menjalankan ibadah puasa namun juga tetap menjaga kondisi tubuh tetap prima.
Tips pertama adalah wajib sahur karena bukan hanya menjadi sumber energi untuk beraktivitas. Namun Sahur juga berperan penting untuk menjaga kesehatan pencernaan.
Kesehatan pencernaan menjadi kunci utama bagi tubuh untuk menyerap nutrisi.
“Wajib sahur, walaupun hanya segelas susu, air putih ditambah roti ,pisang dan kurma Jangan sampai meninggalkan sahur,“ tegas dokter lulusan Spesialis Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kepada Kompas.com.
“Bila tidak sahur maka perut akan kosong sejak terakhir makan atau minum. Puasa akan jadi jauh lebih lama daripada anjuran puasa normal (subuh-maghrib). Resiko hipoglikemia, gangguan lambung dan rasa haus/dehidrasi akan semakin meningkat,” imbuhnya.
Tips kedua adalah pemain dituntut tetap beraktivitas selama berpuasa. Nanang Tri Wahyudi, menjelaskan bermalas-malasan selama berpuasa justru akan menurunkan metabolisme tubuh dan memperlambat aliran darah.
“Risikonya tubuh akan menjadi lemas, kondisi fisik menurun dan semakin mudah capek. Olahraga ideal bisa dilakukan mulai 2 jam sebelum berbuka,” terangnya.
Tips ketiga adalah menjaga menu makanan.
Untuk mempertahankan kualitas otot pemain diharapkan tetap menjaga diet ketat dengan menghindari makanan-makanan tidak sehat, seperti gorengan, makanan berminyak, junk food sampai kolak.
“Cukup perlakukan berbuka puasa seperti makan siang, snack malam sebagai makan malam dan sahur sebagai sarapan,” pungkas dokter yang tergabung anggota PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Olahraga).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.