Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandangan Kapten Persib Soal Penghapusan Degradasi Liga 1 2021

Kompas.com - 18/05/2021, 21:00 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kapten Persib Bandung, Supardi Nasir, memberikan pandangannya terkait rencana penghapusan degradasi di Liga 1 2021. Mantan pemain Pelita Jaya itu dengan tegas menolak rencana penghapusan degradasi di kompetisi musim ini.

Dikatakan Supardi, degradasi adalah bagian dari kompetisi, sama halnya dengan gelar juara. Artinya, dalam sebuah kompetisi harus ada kesebelasan yang menjadi juara, dan juga terdegradasi sebagai konsekuensi atas performa mereka dalam mengarungi kompetisi.

"Ini pendapat pribadi ya. Saya tidak setuju kalau tidak ada degradasi karena itu bagian dari kompetisi harus ada yang terdegradasi," kata Supardi kepada wartawan, Selasa (18/5/2021).

Wacana penghapusan degradasi di Liga 1 2021 dilatarbelakangi situasi pandemi virus corona. Seperti diketahui, pandemi membuat seluruh sektor kehidupan manusia lumpuh, tak terkecuali ekonomi.

Baca juga: Gelandang Persib Sikapi Latihan Mandiri dan Tolak Liga Tanpa Degradasi

Banyak kesebelasan di Indonesia pun merasakan dampak dari masalah ekonomi karena pandemi virus corona.

Menurut kabar, rencana penghapusan degradasi di Liga 1 2021 pun merupakan usulan dari sejumlah klub yang keuangannya terpengaruh oleh pandemi. Penghapusan degradasi Liga 1 2021 kabarnya sudah disetujui exco PSSI dan akan dibahas dalam kongres tahunan PSSI pada akhir Mei mendatang.

Hanya saja, rencana tersebut masih menimbulkan pro dan kontra. Sejumlah klub seperti Persib Bandung hingga Persipura Jayapura dengan tegas menolak usulan penghapusan degradasi Liga 1 2021.

"Yang namanya kompetisi harus seperti itu. Apapun kondisi kita sekarang rasanya tidak elok kalau melihat kompetisi tanpa degradasi. Ini hanya pendapat pribadi. Saya lebih setuju kalau ada degradasi," ujar Supardi.

Selain penghapusan degradasi, situasi pandemi pun berpotensi membuat format kompetisi berubah dari biasanya.

PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator kompetisi sepak bola Indonesia berencana menggulirkan Liga 1 2021 dalam format bubble match. Artinya, seluruh pertandingan dipusatkan di sejumlah wilayah terpusat, dan sistem yang akan diterapkan pun adalah sistem turnamen seperti Piala Menpora 2021.

Supardi merasa tidak masalah dengan format yang akan diterapkan di kompetisi. Hanya saja, dia mengusulkan agar Liga 1 2021 digelar dalam format dua wilayah.

"Untuk Format, menurut saya idealnya dengan letak geografis kita sekarang seperti Indonesia lebih cocok ke dua wilayah," ujar Supardi.

Menurut Supardi penerapan format dua wilayah lebih efektif diterapkan di Liga 1 2021, apalagi dalam situasi pandemi seperti saat ini.

Sebab, klub tidak perlu mengitari satu Indonesia untuk melakoni pertandingan, terutama laga tandang. Hal tersebut tentu akan meringankan beban biaya akomodasi klub.

"Dengan itu sedikit menghemat administrasi tentunya. Tidak memberatkan tim, karena jarak tempuh juga tidak terlalu jauh. Itu pendapat yang menurut saya ideal," tutur Supardi.

"Mungkin nanti dua tim terbaik (wilayah barat dan timur) atau empat atau satu terbaik setiap grup diadukan lagi untuk jadi juara. Tapi yang penting bagi saya kalau pendapat saya idealnya memang dua wilayah," imbuh dia.

Lebih lanjut, Supardi pun berharap agar izin penyelenggaraan Liga 1 2021 segera terbit. Sejauh ini belum ada kepastian apakah Liga 1 2021 bisa digelar atau tidak. PSSI dan PT LIB masih menunggu izin dari kepolisian.

"Harapannya untuk izin Liga 1 semoga secepatnya terbit. Itu harapan semua pemain, harapan semua suporter, dan semua stakeholder. Karena banyak yang mencari makan, mencari rezeki di lingkungan sepak bola juga," tegas Supardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com