Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darah Biru Arema 2 Abadikan Semangat Aremania ke Layar Lebar

Kompas.com - 20/11/2020, 21:00 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Film yang menjadi ikon semangat Aremania, Darah Biru Arema 2 (DBA 2): Satu Jiwa untuk Indonesia akhirnya tampil di layar lebar.

Film garapan sutradara Taufan Agustyan tersebut mulai tayang pada 26 November di seluruh bioskop Indonesia.

Kehadiran film ini pun mendapatkan apresiasi dari manajemen klub Arema FC.

Film ini memberikan gambaran militansi Aremania untuk menjaga marwah kehormatan Singo Edan.

“Karena ini karya luar biasa, karya arek-arek Malang. Kalau saya bilang ini bukan film fiksi tapi juga ada sedikit dokumenter dan ada pesan yang ingin disampaikan,” kata Media Officer Arema FC, Sudarmaji, mewakili pihak klub.

“Apalagi, dalam kondisi dinamika sepak bola saat ini yang memprihatinkan. Kompetisi tidak ada tetapi klub masih diberikan tanggung jawab besar untuk menghidupi pemain, pelatih, dan karyawan.”

Baca juga: Lolos Lisensi Klub AFC 2020, Bukti Kesungguhan Arema FC

“Saya pikir ini menjadi hiburan yang perlu untuk ditonton untuk menyemangati lagi rasa frustasi kita karena sepak bola tidak diperbolehkan,” imbuhnya.

Film ini merupakan sekuel dari film pertama dengan judul sama.

Namun, film kedua ini menceritakan plot berbeda dengan sudut pandang sama, yakni perjuangan Aremania dalam mendukung tim kebanggaannya.

Hal menarik adalah tiga alur cerita dengan aktor utama yang berbeda dalam satu film.

“Film ini memberikan motivasi luar biasa. Bahwa Arema itu dalam kondisi apapun, meski di daerah terpencil di Kalimantan sana, Aremania itu masih ada jiwa untuk mencari cara mendukung tim kebanggaan. Itu pesan yang harus ditangkap,” tuturnya.

Baca juga: SKEP Nomor 69 PSSI Hanya Sekadar Formalitas Bagi Arema FC

Sudarmaji melanjutkan, kehadiran film ini ikut mempertahankan eksistensi kultur Arema dan Aremania sebagai bagian penting dalam ekosistem sepak bola nasional.

“Rekan-rekan ini berjuang untuk Arema melalui jalur karya, jalur film.“

“Jadi film ini sangat luar biasa, bagaimana kita diajarkan mengenai fanatisme positif. Di tengah kondisi kadang-kadang ada fanatisme buta, fanatisme yang membunuh, Itu bahaya. Namun, film ini menghadirkan kelembutan Aremania,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com