"Biasanya pada usia 3 bulan, dilakukan dahulu operasi celah bibir," kata Deasy.
Lantas, jika memang anak bersangkutan juga mengalami kelainan langit-langit, dilakukanlah operasi pemulihan tersebut.
Selanjutnya, saat berusia 5 tahun, dapat juga dilakukan operasi hidung.
"Bila ditemukan hidung si anak kondisinya kurang simetris," lanjut Deasy.
Lembaga yang dipimpin Deasy melaksanakan perawatan komprehensif dan berkelanjutan.
"Sehabis operasi penutupan celah dan langit-langit, bisa juga dilakukan terapi bicara," tuturnya.
"Sehingga, operasi dan perawatan itu bisa membuat anak mendekati pemulihan sempurna," kata Deasy.
Soal biaya, Deasy menginformasikan, sekali operasi, dibutuhkan biaya di kisaran Rp 15 juta.
"Biasanya operasi ini dilakukan di rumah sakit yang tidak bekerja sama dengan kami," tutur Deasy.
Sementara, biaya satu kali operasi pada rumah sakit yang bekerja sama dengan Smile Train Indonesia berada di kisaran angka Rp 5,5 juta.
Hingga kini, kata Deasy, Smile Train Indonesia menjalin kerja sama dengan 85 mitra rumah sakit dan sekitar 300 dokter.
Sementara itu, Deasy menerangkan ada komitmen minimal penggalangan dana sebesar 1.000 dollar AS pada program Smile Train.
"Angka donasi sebesar itu bisa menolong dua orang anak," demikian Deasy Larasati.