John van't Schip lantas memberinya kesempatan Van den Berg tampil secara reguler pada Eredivisie musim 2018-2019.
Namanya mulai tergeser ke bangku cadangan ketika Van't Schip dipecat dan Jaap Stam masuk sebagai pelatih pengganti.
Baca juga: Demi Bawa Liverpool Juara, Juergen Klopp Siap Jorjoran Belanja Pemain
Jaap Stam cuma memberinya kesempatan tampil empat kali dengan hanya 188 menit bermain.
Akan tetapi, tak mendapat kesempatan tampil secara reguler tak membuat Van den Berg hilang dari radar klub-klub besar.
Bayern Muenchen, Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, dan Liverpool mengincar bek setinggi 189 cm itu.
"Selain jangkung, Van den Berg punya kecepatan serta punya kemampuan memainkan bola dan visi bermain," ucap Dwight Lodeweges, asisten Van't Schip.
Diminati sejumlah tim, Van den Berg akhirnya memutuskan pindah ke klub yang diperkuat rekan senegaranya, Virgil van Dijk dan Georginio Wijnaldum.
Baca juga: Soal Ballon dOr, Carragher Lebih Jagokan Messi Ketimbang Van Dijk
Sebutan "Baby van Dijk" lantas muncul sejak isu transfernya dari Zwolle berkembang.
Akan tetapi, ada langkah berbeda yang dijalani Van den Berg dengan Van Dijk.
Sebelum pindah ke luar negeri - bergabung dengan Celtic FC, Van Dijk sudah 66 kali tampil di tim utama Groningen.
Lain halnya dengan Van den Berg yang baru melakoni debut pada tahun lalu.
Dengan 23 kali tampil di tim senior - 15 di antaranya sebagai starter, Van den Berg memang diragukan akan bisa langsung menjadi pilihan utama di Liverpool.
Namun, dia tetap punya potensi untuk bisa berkembang, apalagi usianya masih 17 tahun.
Baca juga: Van Dijk Sebut Messi Lebih Layak Raih Ballon dOr
Selain itu, kakak dari Rav van den Berg - juga pesepak bola di Zwolle - juga punya modal mental positif, tak mudah merasakan tekanan.
"Sebagai pemain kita hanya perlu memenangi duel, nama tidak penting," ucapnya kepada Voetbal International.