KOMPAS.com - "Fandi Ahmad Pastikan Bergabung dengan Niac Mitra” demikian judul berita di halaman olahraga harian Kompas edisi Rabu, 23 Agustus 1982. Berita itu memuat pernyataan A Wenas, bos Niac Mitra, klub juara bertahan kompetisi sepak bola Galatama.
Wenas ketika itu menjelaskan bahwa Fandi menyepakati kontrak selama setahun dengan Niac Mitra Surabaya, dengan bayaran 75.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 22 juta dalam kurs waktu itu. Dalam kurs sekarang, nilai kontrak itu hampir mencapai Rp 1 miliar.
Ketika itu, bayaran terhadap Fandi menjadi rekor di kalangan pesepak bola asing yang berlaga di Galatama. Nilai itu juga lebih mahal 20.000 dollar Singapura dari yang diterima David Lee, kiper asal Singapura yang juga dikontrak Niac Mitra.
Siapa bintang-bintang lain yang pernah berkiprah di Galatama atau kompetisi Liga Indonesia sesudahnya? Ternyata banyak juga.
Ada pahlawan Kamerun di Piala Dunia Italia 1990, Roger Milla. Hadir pula bintang asal Argentina yang membawa tim ”Tango” juara Piala Dunia Argentina 1978, Mario Kempes. Kebetulan, kedua pemain itu dikontrak klub yang sama, yakni Pelita Jaya.
Setelah Kempes, di Liga Primer Indonesia (IPL) sempat hadir eks gelandang Aston Villa, Lee Andrew Hendrie, yang memperkuat Bandung FC. Namun, keberadaannya di Indonesia kurang gereget karena IPL menghadapi banyak rintangan.
Hendrie sempat mengkritik kualitas Liga Indonesia, yang dinilainya di bawah League Two, liga kasta keempat sepak bola Inggris.
Sejumlah pemain begitu betah di Indonesia hingga dinaturalisasi untuk memperkuat timnas Indonesia seperti Christian Gonzales.
Setelah sempat vakum akibat sanksi FIFA untuk PSSI, kompetisi sepak bola di Indonesia kembali berputar. Peraturan mengenai pemain asing pun berubah. PSSI mengizinkan apa yang disebut sebagai pemain marquee.
Untuk mengikuti kompetisi baru bertajuk Liga 1 ini, sejumlah klub mendatangkan para pemain marquee, seperti Persib Bandung.
Maret 2017, hadir bintang dunia asal Ghana, Michael Essien, yang dipastikan bergabung dengan Persib Bandung. Bisa dibilang, ini perekrutan bintang kelas dunia berikutnya setelah Milla dan Kempes di era 1990-an mengingat Essien yang dijuluki ”Si Bison” ikut mengantar Chelsea meraih trofi Liga Champions Eropa 2012.
Kehadiran Fandi, Milla, Kempes, hingga Essien saat ini diharapkan membuat Liga Indonesia lebih menarik dan menularkan ilmu sepak bola mereka ke para pemain Indonesia. Harapan tersebut sejauh ini belum tercapai karena prestasi persebakbolaan Indonesia masih terpuruk.
Artikel ini merupakan cuplikan dari tulisan "Pemain Asing: Dari Fandi Ahmad hingga Essien" di Kompas.id. Klik di sini untuk artikel lengkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.