We won the lot during a decade together. Many happy returns ???? to "Cuchu" #Cambiasso from all of us! #InterForever pic.twitter.com/GBoE8WUOrC
— F.C. Internazionale (@Inter_en) 18 Agustus 2016
Italia memiliki torehan sejarah yang bagus karena tercatat sebagai satu-satunya negara yang mampu membawa tiga gelar Europa League (yang dulu bernama Piala UEFA) secara berturut-turut sebanyak dua kali.
Prestasi tersebut ditorehkan oleh Napoli, Internazionale Milan, dan Juventus pada 1989, 1990, dan 1991. Lalu, periode berikutnya disumbangkan Juventus, Internazionale Milan, dan AC Parma pada 1993, 1994, dan 1995.
Juventus dan Internazionale merupakan salah satu klub pengoleksi gelar terbanyak Liga Europa bersama klub asal Inggris, Liverpool, dengan raihan tiga gelar.
Namun, pencapaian ketiga klub tersebut masih berada di bawah prestasi klub asal Spanyol Sevilla yang telah mengumpulkan lima trofi Liga Europa.
Dalam beberapa tahun terakhir, klub-klub Italia kesulitan berprestasi di kompetisi Eropa, baik Liga Champions maupun Liga Europa. Secercah harapan muncul pada musim 2014-2015.
Selain Juventus melaju ke partai final, Fiorentina dan Napoli juga mampu lolos sampai semifinal Liga Europa. Fakta ini membuat Italia berpeluang menggusur Inggris di posisi tiga klasemen koefisien UEFA.
Bila Italia bisa naik ke urutan tiga, mereka dapat mengirimkan empat wakil lagi ke Liga Champions 2017-2018. Keinginan tersebut akhirnya batal mengingat pada 2015-2016 prestasi klub Italia tak sementereng semusim sebelumnya.
Juventus, AS Roma, dan Lazio bertarung di Liga Champions, sedangkan Napoli, Fiorentina, dan Sampdoria pada ajang Liga Europa.
Quale giocatore dell'#ASRoma ha tirato di più contro il @FCPorto? Scoprilo nella infografica https://t.co/rA5E8Woyte pic.twitter.com/nTjT48JNhC
— AS Roma (@OfficialASRoma) 18 Agustus 2016
Juventus dan AS Roma hanya sampai babak 16 besar Liga Champions. Lazio gagal lolos ke fase grup Liga Champions dan mentas di LE hingga babak 16 besar.
Sampdoria menjadi wakil Italia pertama yang masuk kotak di altar Liga Europa, lalu disusul Napoli dan Fiorentina.
Rentetan hasil buruk di kompetisi Eropa musim 2015-2016 seharusnya membuka mata Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) untuk segera melakukan perubahan agar wakil-wakil mereka bisa berbicara banyak di kompetisi antarklub Eropa. (Dedi Rinaldi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.