KOMPAS.com — Musim panas sempurna buat Pepe. Ia membantu klubnya, Real Madrid, menjuarai Liga Champions 2015-2016 dan membawa Portugal menjadi kampiun Benua Biru setelah mengamankan gelar Piala Eropa 2016.
Pepe dikenal sebagai pemain "gila" berkat tingkahnya di lapangan. Aksi cerdiknya kerap membuat lawan dan juga penggemar sepak bola sebal.
Diving atau aktingnya yang terlihat berlebihan menjadikan reputasi Pepe buruk. Sikap buruk dan daftar kontroversi yang melibatkan namanya sudah dikenal khalayak.
Salah satu yang paling brutal adalah ketika ia menjejakkan kakinya ke punggung pemain Getafe, Javier Casquero, pada 2009 silam. Komisi Disiplin LFP memberinya suspensi 10 laga.
Namun, di balik aksi "antiknya" itu, Pepe adalah bek yang bisa diandalkan. Pria berusia 33 tahun kelahiran Brasil tersebut sanggup menjadi komandan yang bagus bagi pertahanan timnya.
Alasan itulah yang membuatnya terus menjadi pilihan utama di Real Madrid dan juga Portugal. Melawan Perancis, Pepe menunjukkan sisi terbaiknya.
Ia membuat kiper Rui Patricio tak bekerja lebih berat. Kecuali momen ketika ia berhasil dikecoh oleh Andre-Pierre Gignac pada ujung waktu normal, secara umum Pepe sulit dilewati pemain Perancis.
Di final, Pepe membuat 11 sapuan, 3 blok, 2 intercept, dan sekali memenangi tackle, tanpa membuat satu pun pelanggaran!
Pepe pun terpilih menjadi pemain terbaik final. Performa apik itu ia dapatkan setelah harus absen di semifinal karena cedera paha.
#EURO2016 winners Portugal have kept 35 clean sheets during Pepe's 77 international appearances. ???? pic.twitter.com/xFMAcCcfww
— UEFA EURO 2016 (@UEFAEURO) 12 Juli 2016
Di turnamen ini, Pepe terlihat biasa saja di fase grup. Performa itu berubah drastis memasuki fase gugur. Lini serang Kroasia dan Polandia tak berkutik di hadapannya.
"Saya tak sepenuhnya sepakat dengan keputusan UEFA yang memberikan Antoine Griezmann gelar pemain terbaik turnamen," tutur mantan bek Perancis, Frank Leboeuf, kepada RMC.
"Namun, itulah UEFA. Pemain terbaik adalah mereka yang membuat gol. Pepe adalah kandidat yang harusnya bisa meraih gelar tersebut," kata Leboeuf.
Sang pemain sepertinya tak terlalu peduli. Ia memilih mempersembahkan gelar Piala Eropa 2016 buat rakyat Portugal, terutama untuk para imigran.
"Kami harus berjuang sangat keras dan harus lebih rendah hati dari tim lain. Kami memberikan segalanya di lapangan karena itulah satu-satunya cara buat menang," kata Pepe seperti dikutip The Times.
"Kami mewakili Portugal, negara indah buat para imigran. Kami mewakili mereka semua. Gelar ini juga menjadi milik mereka," tuturnya.
Tim Portugal sendiri diisi oleh beberapa imigran yang tidak lahir di Portugal. (Anggun Pratama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.