Sebaliknya, mereka masih merangka. Ini dibuktikan dari posisinya di peringkat FIFA, yaitu ke-184, terbuncit di Asia Tenggara.
”Semua syarat (Menpora) itu agaknya bisa terpenuhi jika Ketua PSSI, Sekjen, dan Exco (komite eksekutif) para tukang sulap,” tulis seorang suporter di sebuah forum diskusi suporter.
Ketimbang bicara muluk-muluk dan target tinggi, pemerintah lebih baik fokus untuk ikut terlibat—bukan menjadi pelaku utama—dalam pembenahan sistem dan regulasi PSSI.
Sistem adalah dasar dari sebuah tatanan. Sistem yang baik akan memastikan siapa pun pemimpinnya, organisasi tetap dapat bekerja optimal. Itulah yang coba dilakukan FIFA dengan reformasi sistemnya, yang membatasi kewenangan presiden dan kewajiban transparansi. Itu pula yang perlu diduplikasi di Tanah Air. (JON)
Versi cetak artikel ini terbit di Harian Kompas edisi Sabtu, 5 Maret 2016, di halaman 30 dengan judul yang sama.
Bagi yang belum berlangganan, silakan kunjungihttp://kiosk.kompas.com. Harian Kompas juga bisa diakses via e-paper di http://epaper.kompas.com. Selain itu juga bisa dinikmati versi webnya di http://print.kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.