Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jalu W. Wirajati

Seseorang yang awalnya mengaku paham sepak bola, tetapi kemudian merasa kerdil ketika sudah menjadi wartawan bal-balan per April 2004. Seseorang yang suka olahraga, khususnya, sepak bola, tetapi menikmatinya dari tepi lapangan.

Susah Diatur Bikin Belanda Lacur

Kompas.com - 13/09/2015, 13:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAry Wibowo

KOMPAS.com - Jika berbicara soal sepak bola, nama Belanda tak boleh dikesampingkan. Dari negara tersebut, lahir skema filosofi permainan yang kemudian melegenda bernama totaal voetbal.

Totaal voetbal atau total football dalam bahasa Inggris merupakan sebuah taktik yang meminta seluruh pemain di lapangan terlibat dalam permainan dan dituntut untuk bisa mengisi peran di posisi mana pun (kecuali kiper tentu saja).

Dengan filosofi permainan seperti itu, setiap pemain ruang kosong yang ditinggalkan pemain ketika menyerang atau bertahan, akan dilapis oleh pemain dari posisi lain. Semua bersifat mengalir, sehingga siapa pun bisa berperan sebagai penyerang, gelandang, maupun bek.

Istilah totaal voetbal dikenal ketika Rinus Michels bersama Ajax Amsterdam dan Belanda memukau pencinta sepak bola dunia pada 1970-an. Jika Michels adalah penggubahnya, Johan Cruyff menjadi dirigen dari orkestra totaal voetbal itu.

Totaal voetbal bisa jadi tercipta lantaran prinsip egaliter mengakar di masyarakat Belanda. Egalitarianisme merupakan pandangan yang memandang semua orang sederajat. Tidak ada perbedaan antara satu dengan lainnya.

Semua punya hak dan kewajiban sama tak peduli status atau babat, bebet, bobot-nya. Setiap orang diperlakukan sama.

Filosofi permainan indah ini juga amat didukung oleh talenta-talenta andal yang ditelurkan akademi-akademi sepak bola di Negeri Tulip. Bayangkan saja, Belanda hanya dihuni 17 juta jiwa. Namun, berdasar catatan FIFA, terdapat 1,139 juta pemain terdaftar.

Itu berarti, 6,7 persen dari populasi Belanda merupakan pesepak bola, profesional maupun amatir.

Rasio itu sangat tinggi dibandingkan negara sepak bola lain. Ambil contoh Inggris yang mengklaim negeri kelahiran sepak bola. Di negara tersebut terdapat 1,49 juta pesepak bola terdaftar. Namun, jumlah itu hanya 2,75 persen dari total populasi.

Maka tak heran, dengan didukung kurikulum yang baik di akademi-akademi sepak bola, Belanda tak pernah kekurangan pesepak bola berbakat. Sebut saja Cruyff, Ruud Gullit, Marco van Basten, Dennis Bergkamp, hingga generasi Arjen Robben, Robin van Persie, dan Memphis Depay hanyalah segelintir pemain hebat asal Negeri Tulip.

Kendati demikian, surplus pemain berbakat itu ternyata tak berbanding lurus dengan prestasi tim nasional Belanda. Prestasi terbaik De Oranje "cuma" juara Piala Eropa 1988. Cukup aneh bukan?

Apa yang salah dengan Belanda? Jika melihat ketersediaan sumber daya, kekeringan prestasi itu merupakan sebuah anomali.

Egaliter

Ada banyak asumsi terkait prestasi miris De Oranje, mulai dari kompetisi domestik yang tak kompetitif hingga friksi yang kerap terjadi di timnas. Hal terakhir ini tak lepas dari egalitarianisme di masyarakat Belanda, dalam hal ini pesepak bola.

Prinsip egaliter itu membuat Belanda kerap kesulitan membuat tim yang kuat. Karena prinsip itu begitu kuat, para pemain menjadi susah diatur. Mereka cenderung bersuara sama vokalnya dengan pelatih. Akibatnya, konflik tak terhindarkan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Liga Italia
Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Timnas Indonesia
Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Liga Italia
Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Badminton
Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Liga Inggris
Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si 'Bodyguard' Zidane

Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si "Bodyguard" Zidane

Liga Italia
Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Internasional
Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Liga Italia
Hoffenheim Vs Bayern Muenchen, Laga Terakhir Tuchel dengan Die Roten

Hoffenheim Vs Bayern Muenchen, Laga Terakhir Tuchel dengan Die Roten

Bundesliga
Persib Vs Bali United, Wasit VAR Diharapkan Fair

Persib Vs Bali United, Wasit VAR Diharapkan Fair

Liga Indonesia
PSSI Ungkap Tanzania Lebih Responsif untuk Laga Uji Coba Timnas Indonesia

PSSI Ungkap Tanzania Lebih Responsif untuk Laga Uji Coba Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Thom Haye Hengkang, Urung Dilatih Robin van Persie di Heerenveen

Thom Haye Hengkang, Urung Dilatih Robin van Persie di Heerenveen

Liga Lain
Imbas Kritik Keuangan Barcelona, Xavi Hernandez Terancam Dipecat

Imbas Kritik Keuangan Barcelona, Xavi Hernandez Terancam Dipecat

Liga Spanyol
Semifinal Persib Vs Bali United, Momen Nick Kuipers Ajak Boxing Mohammed Rashid jelang Pertandingan

Semifinal Persib Vs Bali United, Momen Nick Kuipers Ajak Boxing Mohammed Rashid jelang Pertandingan

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com