Kevakuman kompetisi berlanjut seiring keputusan PSSI pada 2 Mei 2015. Berdasarkan rapat Komite Eksekutif PSSI, semua kompetisi sepak bola Indonesia musim 2015 diakhiri secara prematur.
"Anak-anak sudah maksimal dengan masuk ke semifinal. Saya bisa apa dalam waktu 20 hari. Belum lagi ketika anak-anak masuk pemusatan latihan, kompetisi sudah dihentikan satu minggu jadi tidak ada aktivitas," kata pria asal Malang ini.
Senada dengan Aji, Ahmad Nufiandani melihat persiapan Garuda Muda jauh dari kata maksimal. "Tim kami cukup beruntung masuk semifinal," ucap pemain yang membela Arema pada musim 2015 ini.
Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti ikut mengomentari dugaan ini. Sama seperti Aji, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional ini menuntut pembuktian.
"Silakan buktikan. Jangan cuma preskon-preskon (konferensi pers) saja mencari popularitas," tulis La Nyalla melalui pesan singkat.
Bila menilik transkrip rekaman antara BS dan Das, tak semua anggota tim terlibat. Tetap saja, masyarakat berpotensi menggeneralisasi sehingga meragukan nasionalisme semua pemain.
Dugaan itu mengoyak emosi para pemain Garuda Muda yang sudah berpeluh dan berjuang demi negaranya. "Siapa sih bikin (isu) kayak gitu? Jahat banget. Tidak tahu apa kami capek," sebut salah seorang pemain timnas U-23.
Dilihat dari statistik pertandingan Vietnam versus Indonesia yang disusun Labbola, pasukan Aji memang telah berupaya keras untuk bisa menguasai pertandingan. Terbukti dari keunggulan penguasaan bola (52 persen) dan jumlah umpan yang lebih banyak (534 berbanding 496).
Akan tetapi, efektivitas serangan Vietnam jauh lebih baik daripada Indonesia. Meski kalah penguasaan bola, Vietnam bisa melepaskan 7 tembakan berbanding 3 milik Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.