Status Tuan Rumah Piala Dunia Rusia dan Qatar Bisa Dibatalkan

ZURICH, KOMPAS.com - Penyelidikan skandal korupsi yang menimpa sejumlah pejabat tinggi FIFA terus berlanjut. Lantaran kasus tersebut, status Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia juga ikut terancam. 

Pada 2010 lalu, Rusia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan Qatar untuk Piala Dunia 2022. Namun, terkait skandal korupsi FIFA yang tengah diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI) dan otoritas Pemerintah Swiss, proses pemilihan dua tuan rumah Piala Dunia itu rawan korupsi. 

Andai benar demikian, status Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia bisa dicabut. “Andai ada bukti bahwa suara itu dibeli, pemilihan itu bisa batal,” kata Domenico Scala, ketua komite independen penyelidikan dan audit FIFA. “Namun, sejauh ini, bukti itu belum ada.” 

Sebelumnya, FIFA juga terlibat dalam jual beli suara untuk pemilihan Perancis dan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 1998 dan 2010. Hal ini diucapkan mantan anggota Komite Eksekutif FIFA, Chuck Blazer. 

Pernyataan Blazer tersebut diterbitkan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat di New York pada Rabu (3/6/2015). Blazer yang juga mantan Sekretaris Jenderal CONCACAF mengakui dua tuduhan penyuapan.

Skandal korupsi ini juga membuat Sepp Blatter mundur dari kursi Presiden FIFA pada Selasa (2/6/2015). “Saya mundur untuk melindungi FIFA sebagai sebuah institusi dan sepak bola secara umum. Saya melakukan ini untuk mengurangi tekanan kepada FIFA,” ujar dia.