Parma sudah di ambang kebangkrutan sehingga dalam beberapa hari ini hampir semua milik klub sudah disita, mulai dari sejumlah mobil van hingga peralatan olahraganya. Hal itu pun berimbas kepada performa Parma, yang hingga saat ini masih berada di dasar klasemen sementara Serie-A.
Para ofisial dari Liga Italia dan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) telah dimintai tolong untuk membantu Parma keluar dari masalah, bagaimanapun klub itu berpeluang dinilai pailit oleh pengadilan Parma ketika dilangsungkan persidangan pada 18 Maret.
"Saya menyadari bahwa kami berada di Titanic. Di atas geladak kapal semuanya itu kelas utama, indah, gemilang, dengan orang-orang yang berdansa, seperti mantan Presiden, Tommaso Ghirardi dan CEO Pietro Leonardi. Namun, ada juga level kedua, dan ketiga," ujar Melli.
"Saya pikir kami tenggelam karena rintangan pertama yang kami hantam. Gunung es itu adalah lisensi UEFA. Apakah Anda ingat apa yang terjadi dengan Titanic. Di kelas atas, kami selamat, tetapi yang di bagian bawah dibiarkan mati."
"Dan tentu saja sang kapten, salah satunya yang memiliki jenggot, tenggelam dengan kapalnya. Siapa kapten di sini? Tentu saja adalah Donadoni," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.