Pemain yang merupakan keturunan dari Indonesia adalah gelandang Massimo Corey Luongo, yang lahir di Sydney pada 25 September 1992. Ibunya, Ira, berasal dari Indonesia, sementara ayahnya, Mario Luongo, berasal dari Italia. Sebagai catatan, Ira merupakan putri dari Sultan Bima dan Dompu, AA Sirajuddin.
Dengan begitu, Luongo bisa memilih bermain untuk Indonesia, Italia, atau Australia, dan ia memilih Australia. Keputusan Luongo memilih Socceroos bisa dipahami, mengingat Australia cukup rajin tampil di Piala Dunia dan persaingan untuk masuk tim nasional tak akan sesengit di Italia.
"Ada ikatan emosi dengan Indonesia. Aku memiliki kakek nenek, bibi, paman, dan sepupu di sana. Aku belum pernah ke (Indonesia), tetapi aku ingin berkunjung ke sana," ujar Luongo, seperti dilansir Courier Mail.
Luongo mengawali karier sepak bola di klub Australia, APIA Leichhardt Tigers, pada 2004 hingga 2010. Pada 2011, ia masuk tim yunior Tottenham Hotspur, setelah mengikuti uji coba.
Ia bermain sembilan kali untuk tim Tottenham U-18 pada musim Premier Academy League 2010-2011 dan mencetak tiga gol. Ia bermain satu kali bersama tim utama sebagai pengganti Sandro pada pertandingan Piala Liga melawan Stoke City pada 20 September 2011.
Pada Juli 2012, ia dipinjamkan ke klub Championship, Ipswich Town. Namun, Ipswich memutus kontrak pinjam Luongo pada November 2012. Luongo kemudian dipinjamkan ke Swindon Town pada Maret 2013.
Swindon memperpanjang masa pinjam Luongo untuk satu musim pada Juli 2013. Namun, pada Agustus 2013, Swindown memutuskan memermanenkan kepemilikan Luongo. Menurut Transfermarkt, Luongo masih memiliki kontrak dengan Swindon Town hingga Juni 2016.
"Ketika aku bergabung dengan Spurs, itu menjadi berita besar di Indonesia. Berita itu ada di koran dan aku mendapatkan beberapa follower di Twitter dari sana," ujar Luongo.
"Aku berlatih dengan tim Ascoli (tempat asal Mario Luongo) ketika aku di sana, tetapi tak ada sesuatu yang besar. Tottenham meminta (perwakilan tim nasional) Italia untuk datang dan melihatku, tetapi aku mungkin tak cukup bagus untuk Italia," tambahnya.
Sementara itu, Ira bertemu Mario Luongo ketika bersekolah di Australia. Menurut Ira, ia pertama kali bertemu Mario di restoran di Bondi, yang dikelola Mario.
"Pada suatu hari, ketika sangat lapar, saya melihat restoran Italia di Bondi. Tiba-tiba saja, seseorang membawakan saya bunga dan menolak saya bayar. Tiga tahun kemudian, saya menjadi istrinya," ujar Ira.
"Saat itu, saya membutuhkan manajer untuk restoran itu," sahut Mario.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.