”Kami mengalami masa-masa sulit karena berada di peringkat ke-16 (dasar klasemen) sejak awal Maret,” ujar Jaelani, pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Tunas Patriot, Sabtu (15/6).
Tunas Patriot sempat berada di peringkat ke-15 pada Januari hingga Februari. Perbaikan permainan tim ini lambat karena sejak awal musim para pemain jarang bisa berlatih bersama.
Adapun tim lain mampu mengembangkan permainan secara maksimal karena pemain konsisten menjalani jadwal latihan. Dua tim papan atas ASIOP Apacinti dan Kabomania, misalnya, tampil semakin baik seiring LKG U-14 berjalan karena setiap pekan ada evaluasi dan perbaikan melalui latihan.
”Dari awal kami terkendala kehadiran pemain. Latihan tidak pernah bisa komplet, evaluasi tidak pernah bisa lengkap,” ujar Jaelani.
Namun, Jaelani terus menyuntikkan motivasi kepada pemain-pemain muda di timnya. ”Kekalahan bukan akhir dari segalanya. Namun, dengan kemenangan para pemain akan lebih termotivasi,” ujar Jaelani.
Menurut Jaelani, anak-anak didiknya tidak pernah dipaksa harus menang. Mereka lebih didorong untuk bermain sebaik mungkin dan bekerja sama sebagai sebuah tim.
Tunas Patriot kini berjuang lepas dari degradasi. Mulai pekan ini, mereka menargetkan menang di tiga laga sebelum jeda bulan puasa.
Para pemain Tunas Patriot bisa belajar dari SSB Laskar Muda yang menghuni dasar klasemen di awal musim. Laskar Muda memperbaiki permainannya dan kini berada di peringkat ke-11, aman dari degradasi.
Yunus, pelatih SSB GOR Ragunan, yang timnya kini di peringkat ke-14, juga terus menggenjot motivasi para pemain. Para pemain GOR Ragunan diberi tantangan melepaskan diri dari degradasi. Mereka memasang target menang dalam tiga laga sebelum jeda bulan puasa.