Bek tengah Real Madrid, Sergio Ramos, menilai laga kedua akan sangat berat meskipun bermain di kandang. Ramos yang menempati posisi bek kanan dalam laga di Dortmund itu menegaskan bahwa kepercayaan diri sangat penting dalam situasi ini.
”Saat undian untuk semifinal dilakukan, banyak orang menilai ini akan mudah bagi kami, tetapi yang kita bicarakan ini adalah tim Jerman. Mereka lawan yang tangguh,” ungkap Ramos.
Dortmund yang tampil energik dengan kecepatan serangan dan transisi layak menang. Skuad muda yang dipimpin Manajer Juergen Klopp ini sangat percaya diri menjalankan gaya permainan agresif dalam tempo cepat. Mereka mampu menciptakan keseimbangan permainan.
Duet gelandang, Sven Bender dan Ilkay Gundogan, mampu mendominasi lini tengah. Mereka berduel dengan Xabi Alonso, Sami Khedira, dan Luka Modric. Gundogan tampil brilian dengan sentakan kecepatan saat menyerang balik.
Sayap serang Marco Reus dan Jakub Blaszczykowski serta gelandang serang Mario Goetze juga bergerak lentur dalam menyerang dan bertahan. Kolektivitas ini membuka peluang bagi ujung tombak, Lewandowski, bergerak lebih leluasa karena bek Madrid terpecah mengawal pergerakan gelandang Dortmund.
Lewandowski mencetak empat gol di menit ke-8, 50, 55, dan penalti di menit ke-66. ”Lewangoalski” mencetak rekor sebagai pemain pertama yang menceploskan empat gol di semifinal Liga Champions.
”Di babak kedua, Real Madrid tidak tahu bagaimana seharusnya bermain. Beberapa kali mereka mati kutu,” ujar Lewandowski.
Klopp yang sukses menghentikan laju Madrid mengatakan, masih ada 90 menit di Bernabeu yang harus dijalani. Saat ini Dortmund belum berada di final. ”Kami harus memaksa diri kami untuk tetap fokus. Kami masih harus ke Madrid dan tidak bisa bersantai,” ucap Klopp.
Dortmund akan tandang ke Fortuna Duesseldorf di laga lanjutan Bundesliga sebelum ke Madrid. Laga di Bernabeu sangat krusial untuk memastikan tempat di final. Dortmund bisa bertemu Bayern Muenchen di final jika ”The Bavarian” mampu menjaga keunggulan atas Barcelona.
Dortmund berpeluang meraih gelar Liga Champions kedua setelah yang pertama pada 1997.