”Penting bagi suporter kami bahwa kami membawa kembali trofi ke Manchester. Jika kami mampu mewujudkan itu musim ini, penting bagi kami merayakannya dan gembira dengan pencapaian itu,” kata Vincent Kompany, kapten City, seusai laga di Wembley, Minggu (14/4).
Gol hasil tendangan gelandang Samir Nasri (menit ke-35) dan sundulan striker Sergio Aguero (menit ke-47) menjadi penentu tiket City ke final Piala FA kedua kalinya dalam tiga musim. Demba Ba memperkecil kekalahan Chelsea dengan gol ciri khasnya—tenang mengontrol bola umpan panjang dan matang menceploskannya gol akrobatik—pada menit ke-65.
Beberapa insiden menjadi polemik seusai laga. Mulai dari tekel injakan kaki Aguero ke pantat bek Chelsea David Luiz hingga tarikan Kompany terhadap kaus Fernando Torres di kotak penalti, yang tidak diganjar penalti. Meski polemik itu terus dibicarakan, tiket ke final tetap milik City.
Di final, City ditantang tim yang terancam degradasi, Wigan. Wigan ke final setelah memukul Millwall, 2-0, Sabtu lalu. ”Geladi bersih” final Piala FA dapat dilihat saat City menjamu Wigan pada Liga Inggris, Rabu (17/4).
Bagi City, trofi Piala FA bakal menyelamatkan wajah mereka sebagai klub yang dibentuk dan ditopang dengan dana tak terbatas. Musim ini, klub asuhan pelatih Roberto Mancini itu telah kandas di Liga Champions dan Piala Liga sebelum Natal tiba.
Di Liga Inggris, mereka juga hampir tidak mungkin mengatasi ketertinggalan 15 poin dari klub sekota, Manchester United. Hanya trofi Piala Piala FA yang tersisa dan tinggal sejengkal dari jangkauan mereka. Trofi itu pernah direbut City, dua tahun lalu, dengan mengalahkan Stoke City 1-0 di final. Itu trofi pertama mereka setelah dilanda paceklik gelar juara selama 35 tahun.
”Semua orang berpikir, kami favorit dalam laga (final) nanti. Namun, semua bisa terjadi dalam 90 menit,” kata Mancini. ”Kami tahu, Wigan memainkan sepak bola indah dan jika ingin memukul mereka, kami harus mempersiapkan diri dengan baik.”