Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Esensi Sepak Bola Kita Sudah Hilang

Kompas.com - 20/01/2013, 14:33 WIB

KOMPAS.com -- Dia sudah menjadi ikon sepak bola di Tanah Air satu dekade terakhir. Segala sepak terjangnya selalu menjadi buah bibir penggemar sepak bola. Saat perpecahan melanda sepak bola negeri ini sekitar dua tahun terakhir, langkah-langkahnya sulit ditebak dan sering mengejutkan.

Bambang Pamungkas, striker tim nasional, telah belasan tahun mewarnai lembaran sepak bola nasional. Ia kenyang dengan segala macam pujian, makian, bahkan hingga ancaman akan dibunuh penggemarnya. Tekanan itu terus diterimanya hingga hari ini, saat ia juga aktif dalam gerakan advokasi memperjuangkan hak-hak pemain sepak bola melalui Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Di APPI, ia wakil presidennya.

Namun, justru dengan langkah-langkahnya yang terakhir itu, pemain yang akrab disapa Bepe itu mendapat apresiasi seorang kolumnis sepak bola Asia yang memasukkannya dalam jajaran "10 Pemain Terbaik Asia 2012". Di kalangan wartawan, Bepe dikenal pemain yang amat sangat selektif memberi keterangan pers. Hanya pada konferensi pers resmi ia biasa buka mulut kepada wartawan.

Namun, segalanya benar-benar berbeda, Rabu (9/1/2013) siang itu. Ditemani Mulyawan Munial (Presiden Direktur Munial Sport Group/MSG) dan sahabatnya, Yudhi F Oktaviadi (wartawan Tabloid Bola), hampir tiga jam ia menerima Kompas di kantor MSG, Kemang, Jakarta Selatan. Ia memaparkan sikap dan pikiran-pikirannya secara panjang lebar seputar situasi sepak bola nasional akhir-akhir ini dan sepak terjang dirinya.

Petikan wawancara lengkap tersebut akan dimuat secara berseri. Berikut ini bagian pertama petikan wawancara dengan ayah dari tiga putri itu: 

Akhir Desember 2012, seorang kolumnis sepak bola Asia memasukkan Anda dalam Top Ten Asian Players 2012. Bukan semata karena performa di lapangan, tetapi lebih karena kegetolan Anda menyuarakan hak-hak pemain yang gaji mereka tertunggak di klub serta terkait visi dan kepemimpinan Anda di tengah perpecahan sepak bola negeri ini. Tanggapan Anda?

Jujur awalnya saya sangat kaget. Karena, saya tidak pernah berpikir masuk 10 Besar Pemain Terbaik Asia. Tetapi, setelah saya baca, bisa dipahami bahwa mungkin tindakan-tindakan yang saya lakukan kemarin membuat mereka mengapresiasi itu.

Jadi, jujur ini suatu kebanggaan bagi saya. Tetapi, lebih dari itu, saya ingin memberi semacam contoh bahwa pada akhirnya (di tengah) segala konflik ini, pemain mempunyai semacam peranan yang bisa dilakukan untuk turut mencari jalan penyelesaian yang terbaik untuk konflik ini. Artinya, bagaimana kita memilih tim nasional yang betul, bagaimana kita berdiri di antara kedua belah yang berseteru.

Karena, menurut saya, saat ini banyak sekali pemain yang belum sadar bahwa mereka adalah aset, belum sadar bahwa mereka sebuah komponen penting dari berjalannya sebuah kompetisi.

Sejujurnya tidak pernah terpikir dalam benak saya untuk masuk dalam daftar tersebut. Jika apa yang saya lakukan diapresiasi positif oleh media asing, untuk itu saya sangat bersyukur. Ini bukti persepakbolaan kita masih dipandang oleh dunia internasional. Akan tetapi, sayangnya dalam dua tahun terakhir, apa yang tergambar dari wajah persepakbolaan kita hampir semuanya negatif.

Itu tentu kado manis buat Anda di Tahun Baru 2013. Tetapi, awal tahun ini Anda mogok, menolak bermain untuk klub Anda, Persija, sebagai protes atas tertunggaknya lima bulan gaji Anda dan rekan-rekan Anda. Apa yang sebenarnya terjadi?

Sebenarnya ada kesepakatan antara saya, mewakili teman-teman di Persija, dengan manajemen, dalam hal ini bahwa tidak ada pembicaraan kontrak untuk musim ini sebelum segala kewajiban mereka musim lalu diselesaikan. Artinya, pembicaraan itu sudah lama terjadi. Dan ketika pada deadline memang mereka tidak menyanggupi itu, ada suatu tindakan yang harus kami lakukan.

Kita tidak bicara hanya hak saya, hak Ismed (Sofyan), atau hak beberapa pemain. Tetapi, kita bicara 30 pemain yang musim lalu menjadi bagian skuad Persija, termasuk kitman (staf penyedia kostum tim), pelatih, pemain asing, dan lain sebagainya. Artinya, ketika kita bicara sebuah kesepakatan, artinya harusnya manajemen tahu ini akan terjadi ketika mereka tidak bisa menyanggupi kesepakatan itu.

Jadi, jujur ini sebenarnya sebuah dilema besar bagi saya karena saya dibenturkan pada dua buah hal yang benar-benar sangat prinsip. Yaitu, kecintaan saya terhadap Persija dan juga tanggung jawab saya kepada teman-teman sebagai seorang kapten. Artinya, bahwa 12 tahun saya mengabdi di Persija, tentu sangat berat bagi saya untuk melakukan hal ini.

Di sisi lain saya adalah kapten Persija dan saya berkewajiban untuk memperjuangkan hak teman-teman saya yang tahun kemarin telah bekerja keras untuk Persija. Jadi, ini bukan masalah loyalitas, tetapi suatu tanggung jawab yang harus saya jalani. Dan saya yakin, kapten-kapten yang lain akan melakukan hal yang sama.

Kapan persisnya kesepakatan dengan manajemen Persija yang Anda sebut itu?

Tepat akhir musim yang lalu. Artinya, mungkin tiga bulan yang lalu kita sudah menyampaikan hal itu dan manajemen waktu itu menyanggupi. Tetapi, pada akhirnya ketika pada hari H mereka tidak bisa menyelesaikan, maka saya pikir mereka sudah tahu konsekuensinya bahwa kami tidak akan main.

Apakah masalah tunggakan gaji pemain baru terjadi pertama kali ini di Persija maupun juga di klub-klub lain?

Kalau kita bicara keterlambatan gaji di sepak bola Indonesia, maka ini bukan lagi masalah beberapa tahun terakhir, tetapi sudah puluhan tahun, menurut saya. Banyak sekali. Tetapi, sebelumnya tidak terlalu diekspos karena mungkin belum ada asosiasi pemain yang menaungi pemain-pemain profesional. Kedua, mungkin tidak sebanyak yang terjadi tahun kemarin.

Kita tidak bisa pungkiri bahwa dualisme sangat berpengaruh pada kinerja tim untuk mencari sponsor. Dan itu berimbas kepada pemain-pemain yang, menurut saya, banyak sekali yang tidak mendapatkan haknya. Kalau boleh saya data, mungkin kurang lebih ada 200 pemain di seluruh Indonesia yang haknya masih tertunggak. Mungkin ada 10 klub.

Itu yang sedang kita perjuangkan. Bahwa harus ada hal yang membuat mereka kembali bermain. Bahwa, hak mereka harus diselesaikan. Mungkin tidak bisa satu kali, tetapi ada term di mana ada skema apa yang disepakati kedua belah pihak untuk menyelesaikan ini. Karena sekali lagi, ketika sebuah klub meminta pemahaman dari pemain, maka klub juga harus memahami kesulitan pemain. Sesimpel itu sebenarnya.

Aksi mogok ini pertama kali terjadi di Indonesia?

Kalau aksi ini untuk pemain, betul mungkin baru tahun ini karena tahun ini luar biasa besar sekali permasalahan ini terjadi. Bagi kami seperti ini. Sepak bola itu kan hakekatnya dimainkan untuk menjalin persahabatan, persatuan. Tetapi, itu artinya ada saling menghargai di sana. Saling menghargai, esensi itu yang hilang. Karena bagaimana disebut menghargai ketika satu pihak menuntut pihak lain untuk melakukan kewajibannya, sedangkan sebagian haknya tidak dipenuhi, dan sebaliknya.

Artinya, menurut saya, ada esensi yang hilang dalam sepak bola Indonesia saat ini. Itu membuat salah satu komponen yang terkait merasa dirugikan, dalam hal ini pemain. Dan itu yang coba yang kita wakili untuk kita perjuangkan melalui asosiasi pemain. Dalam hal ini saya dan Ponaryo (Astaman) memperjuangkan itu.

Jadi, lebih tanggung jawab saya pada profesi saya. Mungkin akan susah sekali memulai perjuangan ini. Kebetulan di Exco APPI, kami anggota yang paling senior, tetapi kita bicara ke depan. Mungkin sulit bagi kita untuk berjuang sekarang, tetapi insya Allah ini untuk generasi yang datang.

Apakah aksi mogok itu juga akan dilakukan di klub-klub lain, di Liga Super Indonesia maupun Liga Primer Indonesia?

Kalau di klub-klub lain saya belum begitu tahu. Karena, setiap pemain mempunyai pembicaraan masing-masing dengan klub masing-masing, mempunyai kesepakatan masing-masing. Kesepakatan yang kami sepakati antara Persija dan pemainnya berbeda dengan tim lain.

Akan tetapi, dari APPI sendiri ada kesepakatan bahwa harus ada penyelesaian sampai bulan Maret mengingat bulan Maret adalah deadline yang diberikan oleh FIFA untuk penyelesaian segala masalah di Indonesia. Ketika sampai bulan Maret tidak ada penyelesaian, maka mungkin akan ada sesuatu yang bisa jadi lebih besar yang akan kita lakukan.

 Bersambung ke Bagian 2: Keadaan Ini Sudah Tidak Bisa Ditoleransi Lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

    Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

    Internasional
    Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

    Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

    Internasional
    Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

    Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

    Internasional
    VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

    VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

    Internasional
    Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

    Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

    Timnas Indonesia
    Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

    Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

    Internasional
    Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

    Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

    Badminton
    Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

    Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

    Badminton
    Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

    Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

    Badminton
    Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

    Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

    Badminton
    Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

    Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

    Timnas Indonesia
    Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

    Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

    Sports
    Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

    Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

    Badminton
    'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

    "Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

    Timnas Indonesia
    Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

    Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com