ZURICH, KOMPAS.com — Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA), melalui Badan Asosiasi Sepak bola Internasional (IFAB), akhirnya menyetujui penggunaan teknologi garis gawang dan memutuskan penggunaannya dimulai di ajang Piala Dunia Antarklub, Desember 2012. Presiden FIFA, Sepp Blatter, pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada gelandang tim nasional Inggris, Frank Lampard. Mengapa?
"Bagi saya sebagai Presiden FIFA, ini menjadi bukti dari apa yang terjadi di Afrika Selatan pada 2010. Saya harus mengatakan, 'Terima kasih, Lampard'. Saya benar-benar down di Afrika Selatan ketika melihatnya. Ini sangat mengejutkan saya, saya butuh waktu satu hari untuk memberikan respons," ungkapnya seperti dilansir Goal.com.
Pria berusia 76 tahun ini termasuk petinggi FIFA yang menunjukkan resistensinya terhadap ide teknologi ini sampai pada laga antara Inggris dan Jerman di Piala Dunia 2010. Gol kontroversial yang sering disebut "gol hantu" itu terjadi saat Lampard menendang bola dengan keras ke arah gawang Manuel Neuer.
Bola mengenai mistar gawang dan memantul ke bawah. Berdasarkan siaran ulang, bola sudah melewati garis gawang. Namun, wasit tidak mengesahkannya sebagai gol dan Inggris harus pulang dari babak 16 besar setelah kalah 1-4.
Keyakinan Blatter akhirnya makin kuat setelah hal itu terulang kembali dalam laga perempat final Piala Eropa 2012, saat Inggris berhadapan dengan Ukraina. Pemain Ukraina, Marko Devic, melesatkan tendangan akurat ke gawang Joe Hart setelah timnya tertinggal 0-1.
Namun, bolanya segera disapu oleh bek Inggris, John Terry, dan tidak disahkan sebagai sebuah gol. Menurut siaran ulang, bola sudah melewati garis gawang.
"Ini terjadi lagi di Ukraina dan Ukraina sendiri masih tidak bisa percaya sampai sekarang," tutur Blatter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.