Campeones! Campeones! Teriakan itu menggema di seluruh pelosok negeri. Ribuan pendukung, tua-muda, bergembira. Suara klakson mobil bersahutan. Bendera kebangsaan dikibarkan melalui jendela mobil atau di bagian belakang sepeda motor.
Air mancur di Plaza de Cibelez menjadi pusat keramaian pada Minggu (1/7) malam waktu setempat. Ribuan botol dan kaleng bir berserakan di mana-mana saat perayaan itu berlangsung.
Polisi menerjunkan ratusan petugas untuk berjaga-jaga bila keributan terjadi. Hingga pagi menjelang di Spanyol, tidak ada kejadian yang berarti. Hanya ada seorang pendukung yang diamankan karena terlalu banyak menenggak minuman keras.
Petugas medis yang disiagakan di beberapa rumah sakit di Madrid, seperti dikutip kantor berita AFP, menerima sekitar 114 suporter yang terluka ringan.
Kemenangan empat gol tanpa balas atas Italia menjadi sejarah baru bagi sepak bola Spanyol, yaitu sebagai negara yang mampu mempertahankan gelar kampiun Piala Eropa dua kali berturut-turut. Selain itu, Spanyol juga berturut-turut meraih gelar Piala Eropa (2008, 2012) dan Piala Dunia 2010 sekaligus.
Hasil ini juga menumbangkan sejarah yang selama ini menjadi bayang gelap ”La Furia Roja”, yaitu superioritas ”Azzurri” atas tim ini. Sejarah mencatat, dalam kompetisi antarnegara Eropa, Spanyol tak pernah menang atas Italia. Di bawah asuhan Vicente del Bosque, stigma itu pun tumbang.
Kepada dua wartawan Kompas,
”Sepak bola Spanyol luar biasa dan kami telah meraih sesuatu yang bersejarah. Sekarang kami harus berpikir ke depan, bersiap menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2014 di Brasil,” katanya.
Mantan Pelatih Real Madrid ini mengatakan, sejarah itu berhasil diciptakan karena kini Spanyol punya pemain-pemain bagus dan sangat bagus yang melimpah. Kerja keras para pencari bakat, pelatih, manajer, mulai dari sekolah sepak bola hingga akademi sepak bola dan klub, yang memulai pengembangan dan perbaikan di sejumlah posisi, memberikan keuntungan sangat besar bagi Spanyol.
”Ini simbol modernitas negara kami di bidang olahraga. Saya pikir negara ini telah mencapai banyak sekali sukses dalam sepak bola dan olahraga secara umum,” katanya.
Dia menyatakan, saat ini, Spanyol harus mulai berpikir jauh ke depan, mempersiapkan diri untuk menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2014 di Brasil. ”Kami pasti akan memilih pemain-pemain yang layak bermain di turnamen itu, tetapi saya pikir cara bermain tim Spanyol telah ditemukan. Bersama saya atau dengan pelatih lain, saya pikir Spanyol akan tetap mempertahankan permainan seperti ini meskipun setelah dari Brasil,” ujarnya.
Mayoritas negara Eropa berada dalam kondisi krisis. Yunani dan Italia adalah dua negara di antara negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa yang terdampak paling parah.
Nasib Spanyol sama. Namun, hal itu tidak mengurangi kegembiraan warga Spanyol untuk merayakan kemenangan bersejarah tim kesayangan mereka.
Surat kabar Spanyol, El Mundo, menyatakan, sepak bola menjadi obat yang menghibur warga Spanyol yang sedang krisis. Sepak bola adalah metafora kerja bersama untuk menggapai mimpi.
El Pais