GDANSK, KOMPAS.com - Sepak bola dan politik adalah wilayah yang dipisah dengan garis demarkasi yang jelas. Namun, garis itu sering hanya bersifat normatif. Di lapangan, politik sering menjadi bumbu dan api yang merasuki emosi pemain atau tim dalam bertanding.
Isu politik merasuki sepak bola terus berkembang setelah Yunani dan Jerman bertemu di perempat final, Jumat (22/6/2012). Sebab, Yunani merasa sakit hati kepada Jerman yang kaku dalam kebijakan ekonominya dan terkesan tak mau membantu krisis keuangan di Yunani. Bahkan, Yunani mengannggap sikap Jerman terlalu egois dan memperparah krisis di di zona Eropa yang pusat keparahan berada di Yunani.
Maka, partai perempat final akan dijadikan ajang pelampiasan Yunani untuk memukul Jerman. Setidaknya, mereka ingin mendapatkan obat pelipur lara atas krisis jika mampu menaklukkan tim asuhan Joachim Loew.
Namun, pihak Jerman membantah masalah politik akan merasuki partai perempat final itu. Pelatih Jerman, Joachim Loew, membantah hal itu. Kini pemainnya, Thomas Mueller, juga menyatakan hal sama.
"Politik bukan topik bagi kami. Sejauh ini tak ada pengaruhnya. Itu tak berarti kami dilarang bicara politik. tapi, aku benar-benar menyukai orang Yunani berdasarkan pengalaman yang kudapat," jelas Mueller kepada Bild.
Pemain 22 tahun itu menambahkan, timnya sedang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Memenangkan semua pertandingan Grup B membuat mereka yakin bisa meraih prestasi tertinggi.
"Kami satu-satunya tim yang merain nilai 9 di penyisihan grup dan itu memberi kami banyak kepercayaan diri. (Yunani) memiliki sedikit pemain bagus. Melawan kami, mereka akan melakukan apa pun untuk meraih kemenangan. Maka, kami harus hati-hati," tegasnya.
Meski memiliki rekor sempurna di penyisihan grup, namun Mueller menyadari masih ada kekurangan di dalam timnya. "Tidak semuanya berjalan sempurna. Itu juga terjadi pada kami. Kami masih belum optimal, terutama di sektor serangan. Setiap pemain masih memiliki 2 persen kelebihan yang harus diberikan," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.