Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Italia Ingin Hapus Kenangan Buruk

Kompas.com - 14/06/2012, 17:40 WIB

KOMPAS.com - Skandal pengaturan skor di Liga Italia Serie A yang terkuak tak lama menjelang Piala Eropa 2012 bergulir tentu menjadi beban tersendiri bagi para penggawa timnas Italia. Tak hanya itu, mimpi buruk tersingkir di babak grup Piala Dunia 2010 lalu tanpa sekalipun meraih kemenangan masih menghantui Gli Azzuri.

Apalagi dalam lanjutan laga Grup C di Stadion Municipal Poznan, Polandia Italia akan menghadapi Kroasia yang kini menjadi pemuncak grup setelah menghantam Irlandia 3-1. Jadi hasil seri melawan tim "tiki-taka" Spanyol belum bisa dijadikan patokan anak-anak asuhan Cesare Prandelli untuk bisa menaklukkan Kroasia.

Kroasia, sejak memisahkan diri dari Yugoslavia 1991 lalu tercatat enam kali berhadapan dengan Italia. Hebatnya, Kroasia memenangkan tiga laga dan dua laga berakhir imbang. Selain dukungan sejarah, Kroasia juga dipastikan akan tetap tampil agresif demi mencari kemenangan untuk mempelebar peluang mereka ke delapan besar.

Jika kalah dari Italia maka tugas berat menanti tim asuhan Slaven Bilic ini, sebab di pertandingan terakhir akan menghadapi juara dunia Spanyol.

Pertandingan krusial

Menghadapi Kroasia, Italia kemungkinan tidak akan bermain terlalu terbuka. Prandelli kemungkinan akan kembali menggunakan empat pemain bertahan dengan skema 4-4-1-1.

Di lini tengah, Danielle de Rossi yang saat menghadapi Spanyol menjadi center back akan dikembalikan ke lini tengah bersama Andrea Pirlo. De Rossi akan memiliki tugas utama mengawasi dan mematikan pergerakan playmaker Kroasia Luca Modric agar tidak bisa menyuplai bola ke duet penyerang Mario Mandzukic dan Nikica Jelavic.

"Pertandingan melawan Kroasia adalah pertandingan krusial. Saya yakin akan menghadapi pertandingan sulit," ujar Prandelli.

Untuk menghadapi pertandingan krusial ini Prandelli nampaknya akan menduetkan Antonio Cassano dan Antonio Di Natale serta menyimpan striker bengal, Mario Balotelli. Di Natale dipilih karena selain sebagai pencetak gol ke gawang Spanyol, pemain Udinese itu juga dianggap lebih mudah beradaptasi dengan tim ketimbang Super Mario.

Selain itu, belum stabilnya emosi Balotelli menjadi pertimbangan lain Prandelli untuk tidak menurunkan pemain Manchester City itu.

"Mario baru berusia 21 tahun dan dia masih dalam proses pendewasaan," kata Prandelli.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com