KRAKOW, KOMPAS.com — Sejak ditinggal Jose Mourinho ke Real Madrid, 2010 lalu, Inter Milan sudah berganti pelatih sampai lima kali, yaitu Rafael Benitez, Leonardo, Gian Piero Gasperini, Claudio Ranieri, dan terakhir, Andrea Stramaccioni.
Setiap pelatih itu punya cara bekerja sendiri. Itu membuat Inter kesulitan membangun konsistensi karena pelatih-pelatih itu melakukan eksperimen, tetapi tak pernah sampai tuntas.
Eksperimen-ekperimen itu membuat Inter mengakhiri Serie-A 2011-2012 di luar zona Liga Champions. Selain untuk tim, eksperimen itu juga merugikan seorang pemain penting, Wesley Sneijder.
Pelatih terakhir, Stramaccioni, yang baru masuk pada 26 Maret lalu, tidak bisa berbuat banyak. Menurut Sneijder, itu bukan karena Stramaccioni buruk, tetapi karena Stramaccioni harus membereskan pekerjaan yang tak tuntas dari para pendahulunya.
"Dalam dua tahun terakhir, ada lima orang melatih Inter, dengan mentalitas mereka sendiri dan aku bermain di berbagai posisi, penyerang, gelandang, playmaker, dan di sayap," ujar Sneijder.
"Pada titik tertentu, aku bertanya-tanya apakah aku akan dimainkan lebih ke belakang dan harus (menjadi kiper)."
"Untungnya, saat ini ada pelatih (Stramaccioni) yang memahamiku. Ia memberiku energi besar dan menempatkan segalanya di tempat yang seharusnya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.