ROMA, KOMPAS.com — Pelatih tim nasional Italia, Cesare Prandelli, menyatakan tidak akan toleran terhadap segala bentuk pelecehan rasial. Ia bahkan mengatakan tak akan segan-segan memerintahkan anak didiknya berhenti bermain di tengah laga, jika ada yang menjadi korban pelecehan rasial pada Piala Eropa 2012.
Isu rasial muncul dari sebuah tayangan dokumenter yang menampilkan sejarah rasisme dan kekerasan di Polandia dan Ukraina. Digambarkan bahwa sekumpulan orang mengejek pemain kulit hitam dengan suara monyet, melakukan salam Nazi, menyanyikan ejekan anti-Semit, dan menyerang pelajar-pelajar Asia di Metalist Stadium, Kharkiv.
Khawatir menjadi korban rasialisme, keluarga dari pemain Inggris, Theo Walcott dan Alex Oxlade-Chamberlain, memutuskan tidak pergi ke Polandia dan Ukraina.
Baru-baru ini, Mario Balotelli mengancam akan meninggalkan lapangan dan pulang ke rumah jika menjadi korban pelecehan rasial. Maklum, penyerang Manchester City itu beberapa kali menjadi korban pelecehan rasial. Ketika masih berkostum Inter Milan, Balotelli menjadi korban pada laga melawan Juventus, yang berakhir 1-1 pada 2009 lalu. Juventus kemudian dihukum menjalani pertandingan tanpa suporter.
"Dalam hal ini, Balotelli adalah target dari pelecahan rasial. Kami akan keluar dari lapangan. Kami akan melakukan sesuatu untuk Mario jika kasus itu muncul," Prandelli memberi penegasan. (F411)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.