Hampir semua pemain, staf pelatih, dan jajaran manajemen Bayern membicarakan kekalahan pahit dan menyakitkan itu akhir pekan lalu.
Makan malam usai laga yang dihadiri manajemen klub dan sponsor utama, Deutsche Telekom, di markas utama perusahaan telekomunikasi itu, hambar karena tanpa trofi Liga Jerman di tengah mereka. Suasana yang betul-betul di luar kebiasaan.
Presiden Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge pun meminta maaf atas hasil tersebut. ”Kekalahan ini sebuah tamparan bagi kami,” katanya.
Jupp Heynckes, Manajer Bayern, pun mengakui mereka melakukan kesalahan-kesalahan mendasar yang membuat Borussia Dortmund membawa pulang trofi liga dari tangan mereka.
Namun, Karl-Heinz Rummenigge, mantan penerima gelar Ballon d’Or tahun 1980 ini, tidak terus-menerus mengkritik pemain dan pelatih Bayern. Dia memompa semangat Philip Lahm dan kawan-kawan untuk bangkit dari kondisi tersebut.
”Kami semua tetap harus menyodorkan pertanyaan-pertanyaan kritis agar tim bisa memperbaiki kualitas permainannya. Saya dan kami semua ingin melihat pemain Bayern bermain dengan keinginan, gairah yang menggebu-gebu, dan serangan bertubi- tubi ke pertahanan Chelsea pada Sabtu nanti,” katanya.
Jerome Boateng, pemain bertahan Bayern, dan koleganya, Mario Gomez (penyerang), sepakat dengan Rummenigge. ”Tiga hari meratapi kekalahan hanya sia-sia belaka. Kami harus fokus memperbaiki diri dan bersiap untuk laga final,” kata Boateng.
Gomez dan Arjen Robben menyatakan dengan lebih tegas bahwa target mereka adalah membawa trofi Liga Champions di kandang sendiri.
Heynckes sendiri sejak Senin (14/5) sudah kembali memimpin latihan di pemusatan latihan Bayern, The Säbener Strasse. Sebagian berlatih di lapangan, sementara beberapa pemain, seperti Robben dan Lahm, yang menjalani terapi usai cedera ringan, berlatih dengan sepeda statis.