LONDON, KOMPAS.com - Musim ini Liverpool kehilangan tuah Stadion Anfield yang pernah menjadi benteng kokoh bagi tim peraih 18 kali juara Liga Primer itu. Pekan ini, Liverpool kembali kalah di Anfield setelah gol bunuh diri Martin Skrtel membawa Fulham menang 1-0, Rabu (2/5). Hingga pekan ini, ”The Reds” hanya menang lima kali dari 18 laga kandang.
Liverpool akan menjalani laga terakhir di Anfield melawan Chelsea pada Selasa pekan depan setelah keduanya bertarung di final Piala FA di Stadion Wembley Sabtu malam. Liverpool menargetkan juara Piala FA demi mendapat tiket ke Liga Europa musim depan.
Menjadi juara FA merupakan peluang tunggal ”The Reds” masuk zona Eropa. Liverpool kini di peringkat kedelapan Liga Primer dengan nilai 49. Memiliki sisa dua pertandingan, pasukan Pelatih Kenny Dalglish ini tidak mungkin lagi mengakhiri liga di peringkat kelima, jatah terakhir di Liga Europa.
Prioritas menjuarai Piala FA itulah yang membuat Dalglish merotasi sembilan pemain saat menjamu Fulham, dari skuad yang menang 3-0 di kandang Norwich City pekan lalu.
Dalglish mengistirahatkan sejumlah pemain inti, seperti Luis Suarez, kapten Steven Gerrard, Daniel Agger, Craig Bellamy, Jamie Carragher, dan kiper Pepe Reina. Rotasi besar-besaran itu harus dibayar mahal dengan kekalahan di kandang.
Dari 18 laga kandang, Liverpool kehilangan 30 poin dari empat kali kalah dan sembilan kali imbang. Jelas ini musim memalukan bagi tim sekaliber Liverpool, klub yang juara 18 kali Liga Primer.
Penampilan buruk Liverpool menjadi tonggak baru bagi Fulham. Itu kemenangan pertama ”The Cottagers” di Anfield. Dalam 30 kali tandang ke Merseyside, Fulham tak pernah menang. Anfield bukan ladang perburuan poin yang subur bagi Fulham.
Namun, gol bunuh diri Skrtel pada menit ke-5 menjadi awal manis bagi Fulham. Bola umpan John Arne Riise dari sektor kanan pertahanan Liverpool membentur kaki Skrtel dan bola masuk ke gawang saat kiper Alexander Doni salah langkah, telah bergerak ke kiri.
Gol ini juga disaksikan Manajer Fulham Martin Jol yang dua kali tidak mendampingi timnya karena menjalani perawatan infeksi dada.
”Tidak ada sikap dan kemauan di sana. Ini bukan malam yang bagus bagi kami, termasuk saya,” ujar Dalglish.