"La Manita"
Ketika Barcelona menghancurkan Madrid 5-0 di La Liga musim lalu, para pemain dan suporter Barcelona melambaikan tangan dengan menonjolkan lima jari. Ini bagian dari selebrasi untuk merayakan kemenangan telak dengan lima gol. "La Manita" atau "tangan kecil", demikian istilahnya.
Hasil skor itu, dan kemenangan 6-2 yang dipetik Barcelona di Santiago Bernabeu tahun 2009, merupakan dua di antara kekalahan-kekalahan paling memalukan yang diderita Madrid akhir-akhir ini. Pada pertengahan 1990-an, Pelatih Johan Cruyff juga mengantarkan Barcelona menggelontor Madrid dengan skor 5-0 di Nou Camp, yang tiga gol di antaranya diborong striker Brasil Romario.
Kekalahan menyakitkan itu dibalas Madrid musim berikutnya melalui kemenangan dengan skor serupa, 5-0, di Bernabeu, di mana Ivan Zamorano mencetak hat-trick. Laga Sabtu besok penting untuk menentukan skor head-to-head di antara Madrid dan Barcelona andaikata mereka mengakhiri musim ini dengan nilai sama.
"Villarato"
Selama bertahun-tahun, di Spanyol berkembang teori konspirasi yang mencuatkan adanya kecederungan bias dalam kepemimpinan wasit yang menguntungkan (favouritism) salah satu dari Madrid atau Barcelona. Tudingan adanya favouritism itu diarahkan pada Madrid dan dilakukan wasit-wasit saat diktator Francisco Franco berkuasa. Namun, belakangan ini tuduhan tersebut bergeser ke arah Barcelona yang dianggap kerap mendapat bantuan wasit.
Dalam pemilihan Ketua Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), Barcelona mendukung Angel Maria Villar yang terpilih kembali, sementara Madrid mendukung kandidat pesaing Villar. Teori konspirasi itu memunculkan kembali istilah "Villarato", yang selalu dilontarkan suporter Madrid saat beranggapan bahwa Barcelona memperoleh perlakukan khusus.
Pelatih Madrid saat ini, Jose Mourinho, memanaskan situasi dengan mengangkat kampanye serupa soal favouritism Barcelona.
"El dedo de 'Mou'"
Di akhir laga Piala Super Spanyol, Agustus lalu, meletus keributan di pinggir lapangan menyusul pelanggaran keras bek Marcelo (Madrid) pada Cesc Fabregas (Barcelona). Di tengah situasi ricuh itu, Mourinho membuntuti Tito Vilanova dan mencakarkan jari ke wajah asisten Guardiola itu. Vilanova membalas dengan mencengkeram bagian belakang kepala Mourinho.