MALABO, JUMAT
Bagi Mali, lolos ke semifinal sudah melampaui harapan semua kalangan. Karena itu, ketika disingkirkan tim favorit Pantai Gading di semifinal, Seydou Keita dan kawan-kawan tidak terlalu merasa kecewa. Laga Mali versus Ghana kali ini seperti ulangan pertemuan mereka di penyisihan grup di mana Ghana menang 2-0 lewat gol Asamoah Gyan dan Dede Ayew.
Setelah tendangan penaltinya digagalkan kiper Zambia, Kennedy Mweene, salah satu insiden yang membuat Ghana kandas di semifinal, Gyan tidak terlalu banyak berbicara kepada wartawan. Pemain yang kini bermain di Uni Emirat Arab itu terkenal dengan catatan buruk dengan tendangan penalti pada laga menentukan.
Belum hilang dari ingatan, ia gagal mengeksekusi penalti ke gawang Uruguay di perempat final Piala Dunia 2010. Kegagalan Gyan itu berdampak pada gagalnya Ghana menjadi negara Afrika pertama yang melaju ke semifinal Piala Dunia.
Di tengah kesedihan yang melanda Gyan, beberapa kalangan ikut memberikan simpati, antara lain Asisten Pelatih Ghana Kwesi Appiah. ”Pemain-pemain terbaik pernah gagal dalam tendangan penalti,” ujar Appiah, untuk menghibur Gyan.
Simpati untuk Gyan juga datang dari sang kapten, John Mensah. ”Saya sampaikan kepada Asamoah untuk berkonsentrasi di laga melawan Mali,” ujarnya.
Kubu Mali juga tak mau kalah dalam mendapatkan gelar hiburan peringkat ketiga. ”Kami akan berusaha keras menempati peringkat ketiga,” ujar Ousmane Berthe, bek Mali.
Hasil akhir laga perebutan posisi ketiga ini bergantung pada bagaimana Pelatih Ghana Goran Stevanovic dan Pelatih Mali Alain Giresse menyusun formasi timnya, apakah tampil dengan pemain utama atau bereksperimen dengan pemain lapis kedua masing-masing.
Yang harus diperhitungkan kedua pelatih itu adalah masalah kelelahan pemain. Ghana dan Mali menjalani semifinal dengan rentang waktu istirahat lebih pendek dibandingkan dengan lawan masing-masing, salah satu faktor yang disebut ikut andil dalam kekalahan mereka.
Seusai menjalani semifinal, kedua tim juga segera menjalani laga perebutan ketiga.
Laga puncak Piala Afrika 2012 akan berlangsung Minggu besok atau Senin dini hari WIB, yang mempertemukan tim favorit Pantai Gading dan finalis kejutan Zambia. Di atas kertas, Pantai Gading lebih diunggulkan.
Namun, mengingat daya kejut yang ditampilkan Zambia, tidak ada ruang untuk lengah bagi tim berjuluk ”Para Gajah” itu. Guna menuntaskan misi yang tinggal selangkah untuk merebut trofi juara Afrika, Pelatih Pantai Gading Francois Zahoui tidak menabukan pendekatan pragmatis untuk memenangi laga.
”Andaikan kami harus memenangi laga dengan sundulan lewat tendangan pojok pada menit-menit akhir babak perpanjangan waktu, itu sudah cukup bagi saya. Saya memikul misi untuk mengantarkan tim ini ke final,” kata Zahoui.
Dari Kongres Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) yang berlangsung di sela-sela Piala Afrika 2012, Sudan Selatan disahkan sebagai negara anggota CAF. Negeri itu meraih kemerdekaan pada April 2011. Mereka menjadi negara ke-54 anggota CAF dan kini masuk komunitas sepak bola internasional.