Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini Bukan Sepak Bola, tapi Perang!"

Kompas.com - 04/02/2012, 06:49 WIB

Franklin Foer dalam bukunya How Soccer Explain The World menilai hal yang memengaruhi terbentuknya kondisi sosial komunitas penggemar sepak bola adalah sejarah. Hal itulah yang terjadi di Mesir. Rakyar Mesir menganggap sepak bola adalah pancaran dari harapan baru di tengah kemiskinan dan tekanan hidup yang didapatkan dari rezim yang berkuasa selama puluhan tahun.

Maka, wajar bila setiap pendukung sebuah klub sepak bola itu akan mati-matian membela atau mendukung tim kesayangannya. Pada 2003, pendukung klub Mesir, Ismaili, melemparkan apa pun yang ada di dekatnya ke tengah lapangan sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap gol yang dibuat oleh lawannya, klub asal Nigeria, Eyimba, dalam laga Liga Champions Afrika ketika itu.

Pada November 2011, Federasi Sepak Bola Mesir (EFA) sempat menjatuhkan hukuman kepada dua klub lokal, Al-Ahly dan Zamalek, untuk bermain di stadion tanpa penonton. Hukuman itu diberikan karena pendukung dua klub tersebut mengabaikan sejumlah larangan pemakaian petasan dan kembang api saat pertandingan.

Akan tetapi, larangan itu justru membuat para suporter garis keras kesal. Mereka menilai bahwa EFA telah mengekang kebebasan, seperti apa yang dilakukan Mubarak kepada Mesir selama masa pemerintahannya. Lantas, mereka pun secara terang-terangan mengecam dan memprotes tindakan EFA melalui spanduk-spanduk dan pesan yang disebarkan di sejumlah situs jejaring sosial.

Lemah pengawasan
Namun, di samping itu semua, salah satu hal yang penting juga adalah pengawasan dari pengelolaan sepak bola di Mesir sendiri. Jika kita tarik ke belakang, urusan lapangan hijau di negeri Firaun ini memang memiliki sejarah kelam dalam soal pengawasan keamanan. Otoritas sepak bola Mesir sering kali dinilai gagal menangani sejumlah insiden kekerasan sepak bola.

Lihat saja bagaimana aparat keamanan dalam stadion hanya berdiam diri ketika melihat ribuan pendukung klub lokal Zamalek berlari ke dalam lapangan sebelum akhir pertandingan Piala Champions Afrika antara Zamalek melawan klub asal Tunisia, Africain, pada April 2011 lalu.

Begitu pula dengan insiden di Port Said. Dalam video insiden itu, sangat jelas bagaimana sejumlah aparat keamanan yang berjaga dalam stadion membiarkan pendukung Al-Marsy lari ke lapangan, kemudian tidak melakukan pencegahan khusus dalam mengantisipasi bentrokan tersebut.

"Tidak ada pergerakan, tidak ada keamanan, dan tidak ada ambulans. Tragedi ini tidak akan pernah dilupakan sebagai sejarah terkelam dunia sepak bola," sesal Treika seusai pertandingan tersebut.

Dengan terjadinya kerusuhan ini, otomatis EFA kini memiliki pekerjaan berat. Sejumlah pihak menuntut agar otoritas sepak bola Mesir tersebut bisa lebih baik mengatur sepak bola di negaranya. Sanksi FIFA pun menanti jika mereka tidak segera berbenah akan hal itu.

Sepak bola adalah kebebasan, keindahan, sportivitas, dan persaudaraan. Sangat picik dan berbahaya jika permainan indah itu dijadikan ajang perang politik yang selalu memakan korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setop Merundung Pemain Timnas U23 Indonesia!

Setop Merundung Pemain Timnas U23 Indonesia!

Liga Indonesia
Indonesia Vs Guinea, PSSI Tunggu Kabar Baik dari Klub Elkan Baggott

Indonesia Vs Guinea, PSSI Tunggu Kabar Baik dari Klub Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Ginting Buka Keunggulan  Indonesia atas Taiwan 1-0

Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Ginting Buka Keunggulan Indonesia atas Taiwan 1-0

Liga Indonesia
Real Madrid vs Cadiz: Courtois akan Kembali Bermain!

Real Madrid vs Cadiz: Courtois akan Kembali Bermain!

Liga Spanyol
Link Live Streaming Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Link Live Streaming Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Timnas Indonesia
Indonesia Vs China di Final Uber Cup 2024, Ulangan 16 Tahun Silam

Indonesia Vs China di Final Uber Cup 2024, Ulangan 16 Tahun Silam

Badminton
Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Badminton
Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Badminton
Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Liga Indonesia
Siaran Langsung dan Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Pukul 16.00 WIB

Siaran Langsung dan Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Pukul 16.00 WIB

Badminton
Hasil Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia 3-2 Korea Selatan, Jumpa China di Final

Hasil Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia 3-2 Korea Selatan, Jumpa China di Final

Badminton
Ciro Alves Winger Tersubur Liga 1 untuk Persib, Sesalkan Gol Vs PSM

Ciro Alves Winger Tersubur Liga 1 untuk Persib, Sesalkan Gol Vs PSM

Liga Indonesia
Hasil Uber Cup 2024: Komang Ayu Menang, Merah Putih Tembus Final Setelah 16 Tahun

Hasil Uber Cup 2024: Komang Ayu Menang, Merah Putih Tembus Final Setelah 16 Tahun

Badminton
Alasan Timnas Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Digelar Tertutup

Alasan Timnas Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Digelar Tertutup

Timnas Indonesia
Hasil Uber Cup 2024: Ribka/Lanny Kalah 2 Gim Langsung, Indonesia 2-2 Korsel

Hasil Uber Cup 2024: Ribka/Lanny Kalah 2 Gim Langsung, Indonesia 2-2 Korsel

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com