Jakarta, Kompas
Indra Syafri, pelatih timnas U-17, dihubungi di Hongkong, mengaku sedikit kaget dengan permainan Evan Dimas dan kawan-kawan. ”Mereka bermain dengan motivasi lebih baik dibandingkan saat latihan. Strategi dan instruksi pelatih berjalan dengan baik di lapangan sehingga hasil maksimal bisa diperoleh,” katanya.
Mantan pelatih sebuah klub di Riau ini mengatakan, suhu rata- rata di Hongkong berkisar 6-8 derajat celsius. Suhu ini cukup dingin bagi para pemain yang terbiasa dengan suhu di Indonesia. ”Apalagi angin cukup kencang di sini,” ujarnya.
Dimajukannya jadwal keberangkatan tim, dari semula 26 Januari menjadi dua hari lebih cepat, menurut Indra, cukup memberikan waktu bagi tim untuk aklimatisasi dengan kondisi cuaca setempat. Selain itu, para pemain juga lebih punya banyak waktu untuk mencoba lapangan.
Jika jadwal keberangkatan tidak diubah, tim hanya memiliki waktu kurang dari satu hari untuk beradaptasi dan melakukan uji coba lapangan. ”Berat apabila jadwal keberangkatan tak berubah. Beruntung pengurus PSSI mengubah jadwal dan memajukannya. Kami bisa mencoba lapangan hingga dua kali. Anak- anak beradaptasi dengan cepat,” katanya.
Sekretaris timnas Taufik Jursal Effendi mengungkapkan, ia mempercepat keberangkatan tim karena alasan aklimatisasi dan uji coba lapangan. Tanpa waktu yang cukup, timnas tidak akan memperoleh hasil yang optimal. ”Mereka bertanding setiap hari selama tiga hari. Apabila tidak ada waktu untuk menyesuaikan dengan kondisi di sana, sulit mencapai hasil maksimal,” ujar Taufik.
Bermain di hadapan pendukung tuan rumah di Po Keung Tseun Village Stadium, Evan Dimas (kapten timnas U-17) dan kawan-kawan tampil tenang.
Menurut Indra, sang pelatih, formasi 4-3-3 yang diterapkannya cukup membuat pergerakan para pemain lebih efektif dan efisien. ”Sebab, jarak antarlini dan antarpemain lebih dekat. Fisik tidak mudah menurun,” katanya.
Indra mengatakan, seperti yang diberikannya selama dua pekan persiapan turnamen, Evan dan kawan-kawan lebih banyak bermain dari kaki ke kaki dan membangun serangan dari lini pertahanan.
Umpan lambung dari belakang ke depan jarang dimainkan karena, menurut Indra, akan sangat menguras tenaga pemain. Kondisi cuaca dingin disertai angin cukup kencang membuat fisik pemain bisa menurun cepat. Diakui Indra, seorang pemain mimisan karena cuaca tersebut.
Lapangan yang menggunakan rumput sintetis juga menjadi keuntungan bagi pemain. Indra, mengutip perkataan beberapa pemain timnas, mengatakan, bermain di lapangan dengan rumput sintetis lebih nyaman dibandingkan dengan rumput alami. ”Laju bola bisa dikontrol dengan baik,” katanya.
Hanya membawa 18 pemain, Indra memikirkan untuk merotasi beberapa pemain menjelang pertandingan melawan Makau, Sabtu (28/1). ”Menahan imbang Singapura tidaklah mudah. Makau bermain baik. Anak-anak harus konsentrasi penuh,” ungkapnya.