Hasil ini mengantar Indonesia ke final. Malaysia kembali akan menjadi lawan Indonesia setelah menang tipis 1-0 atas Myanmar pada semifinal lainnya.
Pelatih Indonesia Rahmad Darmawan mengatakan, pemainnya tampil cukup baik dan menyuguhkan pertandingan yang menarik. Indonesia sengaja menerapkan pressing football karena pemain Vietnam kuat dalam penempatan posisi. ”Ini membutuhkan energi yang lebih. Secara umum, ini penampilan terbaik dan mudah-mudahan bukan klimaks,” kata Rahmad.
Rahmad juga menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap dukungan masyarakat Indonesia. Mudah-mudahan, lanjut dia, tim nasional bisa memberi kebanggaan yang diinginkan masyarakat Indonesia. ”Ya, kita minta doa dan dukungan,” kata Rahmad.
Indonesia tampil agresif sejak babak pertama. Melalui koor-
Gempuran Patrich Wangai, Titus Bonai (Tibo), dan Oktovianus Maniani berkali-kali membuat Tran Buu Ngoc berjibaku. Pada menit ke-28, Ngoc terpaksa dirawat setelah terjatuh dalam
Umpan terobosan Andik Vermansyah sudah mengecoh pemain belakang Vietnam. Namun, sayang sprint Tibo masih kalah kencang dengan bek Vietnam.
Di babak kedua, Indonesia tidak mengendurkan tekanan. Satu menit laga baru berjalan, Indonesia dapat peluang emas dari Tibo. Sayang, Tibo yang sudah menusuk sendirian dan berhadapan dengan kiper gagal menyarangkan bola karena tendangannya terlalu lemah. Peluang sama juga didapat Oktovianus Maniani pada menit ke-56. Lolos offside, Okto yang sudah berhadapan dengan kiper gagal menceploskan bola ke gawang.
Gol yang dinanti pendukung Indonesia akhirnya datang pada menit ke-60. Bola tembakan bebas kaki kiri Patrich dari luar kotak penalti gagal diblok penjaga gawang Vietnam. Bola datar menyusur tanah Patrich menembus pagar pemain Vietnam dan meluncur ke pojok kiri gawang.
Unggul satu gol, Indonesia tak menurunkan tempo permainan. Sementara pemain-pemain Vietnam mulai bermain terbuka untuk mencari peluang. Alih-alih mengejar ketinggalan, justru Indonesia menambah gol menit ke-88.
Akselerasi Tibo dari luar kotak penalti diakhiri tendangan keras yang membentur kaki pemain belakang Vietnam dan meluncur melewati kiper yang posisinya sudah telanjur maju ke depan.
Di pengujung pertandingan Patrich kembali mendapat kesempatan emas. Namun, tembakannya dari dalam kotak penalti masih bisa diblok pemain belakang Vietnam. ”Pertandingan sulit. Indonesia terlalu kuat buat kami dan mereka bermain sangat agresif sehingga membuat kami menerapkan strategi bertahan,” kata Pelatih Vietnam Falko Gerd Gotz.
Malaysia melangkah ke final dengan mengalahkan Myanmar 1-0. Pertandingan antara Malaysia dan Myanmar berlangsung dalam tempo yang lambat. Irama permainan yang cenderung membosankan ini disebabkan karakter kedua tim yang identik, memperkuat pertahanan dan mengandalkan serangan balik.
Pola permainan yang sama ini juga menyulitkan kedua tim untuk membangun serangan. Malaysia pun tidak banyak menciptakan peluang karena tidak ada celah untuk menyerang balik. Bola lebih banyak kandas di lapangan tengah. Kelihaian Myanmar dalam bola mati juga sudah diantisipasi pemain Malaysia.
Gol Malaysia melalui penyerang Saarani Ahmad Fakri di menit ke-85 tercipta melalui serangan balik. Pemain bertahan Myanmar terkecoh oleh perubahan formasi yang dilakukan Malaysia setelah memasukkan penyerang Ramlan Izzaq Faris menggantikan sayap kanan Ibrahim Syahrul Azwari. Faris menempati posisi striker tunggal dan Fakri ditarik mundur menjadi sayap kanan.
Pelatih Myanmar Stefan Hansson menilai, gol Malaysia tercipta akibat para pemainnya hilang konsentrasi. ”Kesulitan kami sejak menit awal adalah mencetak gol. Jadi, saat kebobolan, sulit untuk bangkit membalas gol,” ujar Hansson.