"Harus lebih baik lagi di pertandingan kedua dan tidak cepat puas," tegas Wanggai.
Kemampuan Wanggai yang luar biasa tak pelak mendapatkan pujian dari Rahmad Darmawan. Di mata pelatih asal Lampung itu, Wanggai memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki penyerang lain, seperti visi yang sangat bagus untuk bermain.
"Kaki kanan dan kiri yang sama-sama hidup. Kita sudah lama tidak punya penyerang seperti dia (Patrich). Jika terus konsisten dan mau belajar, saya bilang dia akan jadi striker top Indonesia," pujinya.
Namun, ternyata cerita Wanggai untuk bermain bola tidak begitu mulus. Penyerang dengan tinggi badan 174 cm itu sempat dilarang bermain sepak bola oleh ayahnya, Benyamin Wanggai. Namun, setelah melihat kesungguhannya pada sepak bola, ayah dan ibunya pun memberikan izin.
"Papa suruh aku kuliah. Tapi namanya udah cinta sama sepak bola, jadi tetap mau main bola. Mama juga agak larang. Cuma aku ngomong ke Mama sama Papa, jadinya diizinin terus main bola," ungkapnya.
Kepercayaan dari ayah dan ibunya ini dijadikan Wanggai sebagai pelecut semangatnya hingga saat ini. Apalagi, ayahnya baru saja meninggal dunia pada 1 Oktober lalu akibat penyakit kanker. Oleh karena itu, jika Indonesia dapat menjuarai SEA Games di cabang sepak bola, Wanggai akan mempersembahkan medali emasnya bagi ayahnya yang telah tiada.
"Dia minta aku untuk tekun. Papa (jadi) semangat buat aku. Setelah Papa pergi, aku pikir aku harus buat Papa bangga di surga dan enggak mau kecewain Papa," tandasnya.
Data singkat Patrich Wanggai
Nama lengkap: Patrich Steve Wanggai
Nama panggilan: Pai
Tempat/Tanggal lahir: Nabire, 27 Juni 1988
Posisi: Striker
Klub: Persidafon
Karier:
PS Hasrat Abadi Nabire
Sumber Mas FC Nabire
PS Unipa Persewon Wondama
PON Papua Barat
Perseman Manokwari
Persidafon
Orangtua: (Alm) Benyamin Wanggai dan Ita Marini
Makanan kesukaan: Sayur kangkung, tempe goreng, bebek goreng, dan lele