Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertaruh Nyawa di Myanmar, Tenaga Medis Berkarya

Kompas.com - 12/09/2011, 04:34 WIB

Dengan risiko penjara atau tewas kalau ditangkap oleh sebuah rezim yang memandangnya sebagai musuh, tenaga medis Saw Poe Aye (34) menjelajahi hutan-hutan di Myanmar untuk membantu orang- orang yang terperangkap dalam salah satu perang saudara tertua dunia.

Ratusan orang seperti dia menjelajahi daerah perbatasan timur Myanmar yang miskin untuk memberi obat, perawatan, dan pendidikan kepada penduduk desa dari etnis Karen ataupun etnis-etnis minoritas lain yang tidak punya akses ke layanan kesehatan dasar.

Dari basis mereka di kota perbatasan Thai, Mae Sot, para anggota Back Pack Health Worker Team menyelundupkan obat-obatan melintasi perbatasan. Namun, mereka melarikan diri begitu ada tanda-tanda serdadu Myanmar muncul.

Organisasi nirlaba itu, yang bergantung pada donasi itu, mengatakan, sejak dibentuk tahun 1998, sembilan tenaga medis dan seorang bidan telah tewas oleh tentara rezim atau ranjau, yang paling akhir bulan Juli 2010. Beberapa tenaga medis lainnya telah dipenjarakan.

”Kalau tidak lari, kami akan ditembak karena rezim memandang kami sebagai sebuah oposisi, bukan sebagai pekerja kesehatan,” kata Saw Poe Aye dari wilayah Karen.

”Daerah kami mempunyai banyak gunung dan hutan. Kerap kali diperlukan dua sampai tiga jam untuk berjalan antardesa,” kata bapak satu anak itu di Mae Sot.

Berjalan ribuan kilometer

Organisasi itu memiliki sekitar 300 tenaga medis yang melayani populasi 180.000 orang di 320 desa di daerah yang termasuk wilayah Karen, Karenni, Mon, Arakan, Kachin, dan Shan.

Tiap tim terdiri dari tiga sampai lima tenaga medis. Mereka kembali ke Thailand dua kali setahun untuk pelatihan dan mengambil pasokan.

Saw Poe Aye perlu empat hari dengan bus, perahu, dan berjalan kaki dari Mae Sot ke area yang dikuasai pemberontak tempat dia bekerja untuk mengobati penyakit, termasuk malaria, cacingan, diare, dan luka perang.

Tim medis itu bepergian beberapa bulan sekaligus, melewatkan sedikitnya tiga hari di tiap desa, dan menempuh 1.000 kilometer sekali perjalanan.

Hubungan mereka dengan kelompok-kelompok bersenjata menimbulkan pertanyaan mengenai netralitas mereka. Namun, para medis itu mengatakan sekadar mengisi kekosongan yang ditinggalkan ketiadaan organisasi bantuan internasional atau pekerja kesehatan negara. (AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

Timnas Indonesia
Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Hasil Drawing ASEAN Cup 2024, Timnas Indonesia Segrup dengan Vietnam

Hasil Drawing ASEAN Cup 2024, Timnas Indonesia Segrup dengan Vietnam

Timnas Indonesia
Calvin Verdonk dan Jens Raven Diperkirakan Bisa Bermain di Kualifikasi Piala Dunia

Calvin Verdonk dan Jens Raven Diperkirakan Bisa Bermain di Kualifikasi Piala Dunia

Timnas Indonesia
Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

Liga Inggris
Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

Liga Inggris
Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

Liga Indonesia
Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Liga Italia
Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Timnas Indonesia
Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Liga Inggris
Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Liga Italia
Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Borneo FC Gagal Kawinkan Gelar, Pesut Etam Butuh Kedalaman

Borneo FC Gagal Kawinkan Gelar, Pesut Etam Butuh Kedalaman

Liga Indonesia
AC Milan Cari Pengganti Pioli, De Zerbi Menarik Hati Usai 'Nopetegui'

AC Milan Cari Pengganti Pioli, De Zerbi Menarik Hati Usai "Nopetegui"

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com