Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Malang Bisa "Chaos"!

Kompas.com - 24/08/2011, 11:33 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Awas! Aremania bisa ngamuk. Malang terancam chaos. Hal itu bisa terjadi jika Arema benar-benar gagal masuk kompetisi level satu Liga Indonesia mendatang karena dipenggal sendiri oleh PSSI.

Peringatan itu disampaikan Ovan Tobing, salah satu pendiri sekaligus mantan Manajer Arema, di Malang, Rabu (24/8/2011).

Saat ini suasana hati Aremania, julukan suporter fanatik Arema, sedang berbunga-bunga setelah melihat komposisi pemain klub berjuluk "Singo Edan" yang diumumkan Iwan Budianto. Komposisi pemain itu diyakini bakal membawa Arema juara.

Apalagi sudah mendengar kabar kalau pelatih asal Belanda, Robert Rene Albert, hampir pasti menukangi Arema. Robert adalah pelatih yang membawa Arema juara Liga Indonesia 2009-2010.

Sukacita ini, kata Ovan, akan berbalik 180 derajat menjadi kekecewaan yang dahsyat manakala ternyata Arema gagal ikut kompetisi level satu. Dan, Aremania itu tidak bisa berpikir legal atau ilegal. Tidak berpikir dokumen lengkap atau tidak lengkap. Bagi mereka, tanpa dukumen pun yang penting Arema jalan.

"Saya khawatir dalam meluapkan kekecewaan itu mereka ngamuk sejadi-jadinya. Kalau sebagian besar Aremania yang berjumlah puluhan ribu ngamuk, Malang bisa chaos. Tolong ini agar dipikirkan semua pihak," kata Ovan, yang juga dikenal sebagai godfather Aremania ini.

Langkah Arema Malang versi Rendra Kresna untuk ikut kompetisi level satu Liga Indonesia mendatang terus mendapat upaya penjegalan. Ganjilnya, justru dari PSSI sendiri. Hal itu terdeteksi melalui sikap PSSI yang menunda hasil verifikasi Arema sampai masalah legal internal diselesaikan.

Pada mulanya PSSI berusaha menjegal Arema melalui aspek garansi bank. Saat menyerahkan dokumen verifikasi, Arema menggunakan bank swasta, sedangkan PSSI secara tiba-tiba mewajibkan garansi bank haruslah bank pemerintah. Beruntung yang mengalami masalah itu tidak hanya Arema sehingga diberi kesempatan sehari untuk menyelesaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com