ZURICH, KAMIS -
Hal itu disampaikan Presiden Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Sepp Blatter di Zurich, Kamis (19/5). Blatter tidak menutup peluang dilakukan pemungutan ulang suara penentuan tuan rumah Piala Dunia (PD) 2022 jika tuduhan korupsi itu terbukti.
”Kami sudah merencanakan dan koran yang bersangkutan telah setuju (bahwa) kami akan menghadirkan orang yang mengungkapkan informasi itu ke Zurich dan lalu kami akan membahasnya, menginvestigasi,” kata Blatter kepada wartawan.
Blatter bersaing dengan Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Mohamed Bin Hammam dari Qatar dalam pemilihan Presiden FIFA pada Kongres FIFA 31 Mei-1 Juni mendatang. Selasa lalu, di sidang parlemen Inggris, anggota parlemen Damian Collins mengungkapkan ada bukti dari koran
Pihak Qatar yang terpilih jadi tuan rumah PD 2022 dengan mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Korea Selatan, maupun Hayatou dan Anouma langsung membantah tuduhan tersebut.
Saat ditanya apakah penunjukan Qatar sebagai tuan rumah PD 2022 bisa dianulir, Blatter menjawab, ”Itu ide yang sudah beredar di seluruh dunia, yang menjadi alarm. Jangan meminta saya menjawab ’ya’ atau ’tidak’. Beri kami kesempatan mengambil tahap demi tahap.”
Menurut Blatter, masalah itu bisa dituntaskan akhir pekan depan. ”Kami harus tahu, apakah tuduhan itu benar atau tidak atau tidak terbukti. Jika tuduhan itu tidak benar, kasus ini selesai. Setelah itu, kita akan melihat instrumen akan bekerja, ini salah satu pentingnya bahwa situasi ini harus diklarifikasi tanggal 27.”
Siapa ”whistle-blower”?
Yang menjadi pertanyaan, siapa orang yang mengungkapkan (
”Hal itu akan ditangani otoritas yang relevan di FIFA, yaitu Sekretaris Jenderal (Jerome Valcke). Kami harus menangani masalah ini dan memecahkan masalah ini dalam kongres.”
Menurut situs World Football Insider (WFI, www.worldfootballinsider.com), dipahami bahwa pengungkap tuduhan skandal suap itu adalah mantan ofisial media pencalonan (
Sumber-sumber yang dikutip situs berita itu mengungkapkan rasa frustrasi atas terungkapnya kasus ini. Pembocor kasus ini diduga bermuara dari orang yang sama dan beberapa kali muncul dalam berita koran-koran Inggris dan
”Orang ini tidak terlibat dalam tujuan bisnis kampanye ini atau dalam urusan lobi. Beberapa hal yang diungkapkannya tidak masuk akal,” ujar sumber di Qatar yang dikutip WFI. Sumber ini menunjuk pada berita di