MANCHESTER, KAMIS -
Menghadapi Schalke, Ferguson mengganti sembilan pemain yang tampil pada laga pertama untuk menjaga kebugaran timnya melawan Chelsea di Liga Inggris, Minggu lusa. Gelandang kanan Antonio Valencia membuka kemenangan Manchester United (MU) melalui gol menit ke-26, umpan Darron Gibson.
Gibson juga mencetak gol lima menit kemudian akibat kurang cermatnya kiper Schalke, Manuel Neuer, yang bermain antiklimaks. Bola tendangan Gibson menerpa lengan kiri Neuer, memantul tiang gawang kirinya, dan masuk gawang.
Sebelum turun minum, gelandang Jose Manuel Jurado mempertipis ketertinggalan jadi 2-1. Namun pada babak kedua, Schalke benar-benar habis dan kebobolan dua gol dalam waktu kurang dari lima menit oleh Anderson.
Dengan hasil itu, MU menang agregat 6-1 mengingat pada semifinal laga pertama mereka menang 2-0. Di final, MU bakal menantang Barcelona, yang pada semifinal memukul Real Madrid dengan agregat 3-1. Laga final itu akan digelar di Stadion Wembley, London, 28 Mei.
”Ini kompetisi terbaik di dunia. Semua tim terbaik tampil pada kompetisi itu. Lolos ke final adalah sukses tersendiri, tetapi memenangi final adalah sasaran puncak,” kata Fergie, panggilan Ferguson, kepada Sky Sports.
Partai MU versus Schalke seolah antiklimaks dari empat semifinal musim ini. Schalke, yang diharapkan bisa berbicara lebih banyak setelah membuat kejutan dengan menyingkirkan juara bertahan Inter Milan pada perempat final, tidak berkutik menghadapi tim lapis kedua MU.
”Schalke salah satu tim semifinalis Eropa terburuk yang pernah ada,” tulis Gavin Hamilton, Editor Majalah World Soccer dalam akun Twitter-nya.
Bagi MU, ini penampilan ketiga mereka di final Liga Champions dalam empat tahun terakhir. Tim berjulukan ”Setan Merah” itu jadi juara pada 2008 (dengan memukul Chelsea lewat adu penalti) dan menyerah 0-2 dari Barcelona pada final 2009.
Final tahun ini jadi kesempatan MU membalas kekalahan mereka dua tahun lalu pada final yang digelar di Roma. Ferguson kurang menyukai istilah ”balas dendam” untuk melukiskan final di Wembley, tetapi ”kesempatan lain bagi MU merebut trofi Eropa”.
MU jadi juara Eropa tiga kali pada 1968, 1999, dan 2008. Begitu juga Barcelona yang jadi juara Eropa pada 1992, 2006, dan 2009. Trofi Eropa pertama kedua klub sama-sama direbut di Wembley.
Meski menyatakan tak gentar bertemu Barcelona pada final, Ferguson mengaku bakal mencari saran Pelatih Real Madrid Jose Mourinho untuk menaklukkan raksasa Spanyol itu. Mourinho, biasa disapa Mou, memukul Barcelona 1-0 pada final Piala Raja.
”Saya sering berbicara dengan dia. Pekan lalu saya berbicara dengan dia. Real Madrid adalah tim yang berbeda dari kami. Saya pikir, kami akan menggantungkan pengetahuan kami tentang Barcelona—ini bukan kami seolah-olah tidak pernah melihat Barcelona,” ucap Ferguson.
”Pengalaman yang diperoleh Real Madrid dan sudut pandang Jose adalah informasi yang selalu bisa Anda manfaatkan karena dia (Mourinho) sangat membantu dalam hal ini,” ujarnya.
Sebagai pelatih, Mourinho kaya pengalaman terkait Barcelona. Selain pernah jadi asisten pelatih saat Barcelona ditangani Pelatih Sir Bobby Robson dan Louis van Gaal antara 1996-2000, pria asal Portugal itu juga beberapa kali melawan Barcelona.
Saat melatih Chelsea, Mourinho menyingkirkan Barcelona dengan agregat gol 5-4 pada 16 besar Liga Champions 2004/ 2005. Namun setahun kemudian, dia jadi pihak kalah dari Barcelona dengan agregat gol 2-3 pada babak yang sama. Musim 2006/2007 pada babak penyisihan grup, dia dan Chelsea memukul klub Catalan itu 1-0 di kandang dan seri 2-2 saat tandang. Musim lalu Mourinho bersama Inter menyingkirkan Barcelona di semifinal (agregat 3-2).
Musim ini, bersama Real Madrid, dia kalah lagi dari Barcelona. Kekalahan yang dia anggap bagian konspirasi wasit dan UEFA untuk menguntungkan Barcelona. ”Saat ini saya tidak berpikir hal itu (konspirasi) menjadi isu bersama kami. Saya pikir, final di Wembley seharusnya memperlihatkan kualitas, sejarah, dan tradisi kedua klub,” kata Ferguson.