Pertandingan juga diwarnai insiden kartu merah yang diterima bek Barcelona, Eric Abidal, pada menit ke-66 karena melanggar Nicolas Anelka.
Terjadi juga sejumlah kontroversi, yang dari kacamata Chelsea merugikan mereka, misalnya, pada satu momen di mana tangan Gerard Pique tampak mengenai bola tendangan Nicolas Anelka di kotak penalti, yang dinilai wasit Tom Henning Ovrebo bukan merupakan pelanggaran.
Mengingat pada leg pertama di Camp Nou kedua kubu hanya bermain imbang 0-0, Chelsea pun tersingkir karena kalah agresivitas di kandang lawan.
"Sebelum saya mengetahuinya, (Mourinho) melibatkan saya. Jose membandingkan pertandingan Real-Barca dengan Chelsea-Barca pada semifinal 2009 ketika saya adalah manajer di Stamford Bridge. Kami gagal ke final juga," kata Hiddink.
"Namun, perbedaan besar adalah kami tidak mengumpat soal konspirasi. Saya tak setuju sama sekali dengan Mourinho soal ini. Benar bahwa Chelsea dirugikan, terutama dengan handsball yang diabaikan pada injury time. Itu jelas kesalahan wasit."
"Beberapa hari setelahnya, ketika semua emosi sudah sirna, kami menyadari tiket final kami dirampok. Namun, tak pernah satu orang pun di Chelsea menuduh ada konspirasi. Anda jangan mengatakan itu. Pikiran seperti itu tak akan pernah masuk pikiran saya."
"Namun, tidak dengan Mourinho. Ia berlebihan. Saya pikir, ketika ia melihat kembali rekaman video pertandingan, ia harus meminta maaf. Jika ia tak melakukan itu, ia sengaja mengubah kebenaran demi kepentingan diri sendiri," paparnya. (GL)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.