JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kandidat Ketua Umum PSSI, Diza Rasyid Ali, menilai, syarat yang sempat dibuat Komite Pemilihan, yakni bakal calon Ketua Umum harus didukung minimal 20 suara ibarat kunci Inggris yang tertutup rapat dan tak bisa dibuka. Seperti diberitakan, Komite Pemilihan pada Jumat (1/4/2011) sore membuat peraturan tentang syarat-syarat bakal calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015.
Untuk bakal calon Ketum dan Waketum harus dukung 20 suara, sementara Komite Eksekutif harus didukung minimal 4 suara. Hal ini sempat menimbulkan kontroversi, walaupun beberapa jam kemudian Komite Pemilihan akhirnya merevisi peraturan tersebut menjadi kewajiban didukung 1 suara saja.
"Syarat 20 suara ini kan ibaratnya kunci Inggris. Saya marah, saya bahkan sempat ngomong bakal menanggalkan pencalonan saya. Jangan dimulai dari permainan yang tidak bagus," papar Diza dalam diskusi di Warung Daun, Sabtu (2/4/2011).
Diza mengaku bersyukur karena akhirnya Komite Pemilihan membatalkan syarat tersebut. "Saya tadi malam telepon Harbiansyah Hanafi (Ketua Komite Pemilihan), dan akhirnya 2 jam kemudian ada perubahan. Ya sudahlah," sambung mantan pengurus Persija Jakarta dan PSM Makasar tersebut.
Dalam kesempatan itu Diza juga menuturkan bahwa siapa pun yang nantinya terpilih jadi Ketum PSSI, dia harus mampu memimpin reformasi total dalam sepak bola Indonesia. "Reformasi bukan hanya PSSI, pengda, dan pengcab tapi juga semua insan sepak bola, termasuk klub-klub. Yang jelas memimpin memimpin PSSI nanti lebih sulit dari yang dulu karena kontrol pasti lebih ketat," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.