Mereka juga mendesak Jaksa Agung untuk menyidik dugaan kejahatan terkait sepak bola, seperti kasus korupsi, suap menyuap, dan kebohongan kepada publik.
”Para pengurus PSSI telah menyuburkan korupsi APBD mulai dari level klub hingga pusat PSSI. Mereka juga tidak segan melaksanakan berbagai kebohongan kepada publik seputar kongres atau statuta,” kata koordinator unjuk rasa, Helmi Atmaja.
Soal kongres PSSI, para pengunjuk rasa menuntut keterbukaan informasi dan akses publik saat penyelenggaraan kongres PSSI berlangsung.
”Tanda-tanda kecurangan dari kelompok status quo pendukung Nurdin jelas terlihat dengan tidak beresnya penyebaran undangan kongres dan peraturan organisasi,” ujar Helmi.
Dia menyebutkan, studi banding pengurus PSSI dan beberapa pemilik suara ke Eropa sangat kental dengan politik uang dan penggalangan dukungan.
Helmi menegaskan, semua suporter dan elemen pencinta sepak bola nasional tidak akan tinggal diam. Perlawanan akan terus berlanjut dengan tuntutan revolusi total di tubuh PSSI.
”Kami bergerak hanya untuk satu kepentingan, yakni sepak bola Indonesia yang lebih baik. Sepak bola adalah bahasa universal untuk menyatukan bangsa dari karut-marut kepentingan perut penguasa. Oleh karena itu, revolusi di tubuh PSSI harus dilakukan,” kata Helmi.
Unjuk rasa berlangsung tertib dengan pengawalan dan pengamanan pihak kepolisian. Para suporter datang ke Senayan dengan naik tiga kendaraan metromini.